Cinta adalah perwujudan dari naluri (gharizah), yaitu naluri mempertahankan keturunan (gharizah an-nau’). Pada saat Allah menciptakan manusia, maka ia sudah mamberikan kepada manusia berbagai kelengkapan hidup, organ tubuh yang sempurna, akal dengan berbagai komponen berfikirnya, kebutuhan jasmani, kebutuhan naluri. Kebutuhan jasmani dan naluri manciptakan dorongan bagi manusia untuk hidup secara dinamis dan energik, misalnya ketika lapar, kita akan makan. Kebutuhan naluri memerlukan factor eksternal, membutuhkan stimulus, sementara kebutuhan jasmani tidak memerlukannya. Untuk merasa lapar orang tidak perlu rangsangan, karena secara otomatis rasa lapar itu akan datang. Tetapi, cinta tumbuh ketika kita bertemu, melihat dan mendengar kehadiran orang yang memikat hati, bila pesona telah tampak, cinta pun tumbuh. Selain itu kebutuhan naluri tidak mutlak harus dipenuhi, karena bagaimanapun cinta bukanlah kebutuhan biologis, manusia tidak akan meninggal ketika kebutuhan nalurinya tidak tersalurkan.
Oleh karena itu, meskipun untuk jatuh cinta orang tidak perlu belajar, tapi kita harus belajar cara mencintai orang dengan sehat. Itulah sebabnya cinta membutuhkan aturan.
Orang-orang yang berkumpul karena cinta pasti akan melihat kesamaan jiwa di antara mereka, meski berbeda budaya. Bisa karena kesamaan hobi, kesamaan bentuk fisik, kesamaan pandangan hidup, dll. Tapi bersatunya dua hati belum tentu tanda seorang telah mendapatkan cinta sejati. Bisa jadi ian tertipu oleh cinta yang didapatkannya. Ada beberapa cinta yang nyata-nyata bukan cinta sejati, yaitu sebagai berikut:
- Cinta Fisik
- Cinta Matre
- Cinta Buta
- Cinta yang tidak mengikuti aturan Syara’ (aturan agama)
Cinta sejati adalah cinta karena ilahi. Tulus, ikhlas, tanpa pamrih, dan tak lekang dimakan zaman dan ditempa cuaca. Cinta sejati juga tahan uji, tetap akan terkenang meski jasad tercerai dari rohnya. Benih-benih cinta bisa muncul dari persahabatan antar lawan jenis. Hubungan laki-laki dan perempuan yang terlalu dekat, meskipun tidak ada proklamasi dari keduanya kalau mereka pacaran, bukan berarti hubangan mereka tersebut jadi boleh, tetap saja semuanya telah diatur oleh islam. Awal ketika membina hubungan boleh jadi tidak ada apa-apa, bahkan getaran kecil pun tidak terasa. Tapi yakinlah kalau laki-laki dan perempuan diciptakan untuk salaing tertarik. Boleh jadi yang pertama kali muncul adalah empati. Lama-lama empati bisa berubah menjadi simpati, lalu suka dan akhirnya cinta. Kita boleh berteman dengan lawan jenis asalkan memenuhi rambu-rambu, diantaranya; tidak curhat masalah pribadi, tidak bertemu tanpa beserta mahramnya, tidak saling memancing untuk menjurus ke arah yang nyerempet-nyerempet, dan tidak saling membuka peluang. Itu semua demi kebakan kita, Ingat, Allah swt dan rasulnya lebih mengetahui urusan kita, firman Allah swt:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah:216)
Zaman sekarang pergaulan remaja sudah benar-benar gila, segala yang baru, segala yang aneh-aneh, sepertinya wajib untuk diikuti. Buktinya, penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah, dan yang lebih mengenaskan adalah semua responden yang melakukan hubungan seks dilakukan atas dasar suka sama suka dan dilakukan tanpa adanya paksaan, bahkan sebagian responden lainnya mengaku telah melakukan hubungan seks lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil. Semua itu adalah karena pengaruh globalisasi yang bayak disebarkan oleh negara-negara barat melalui film, klip musik, bacaan dan internet, yang senantiasa menyisipkan pesan tentang gaya gaul remaja Amerika dan Barat. Tujuannya adalah untuk menjerumuskan remaja muslim, karena cinta yang diajarkan oleh masyarakat Amerika adalah cinta yang diekspresikan dengan seks bebas.
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan potensinya masing-masing dan untuk saling tarik-menarik, interaksi antar laki-laki dan perempuan memang tidak dapat dihindari karena mereka diciptakan untuk saling melengkapi. Tetapi, kebanyakan remaja salah mengartikan hal tersebut.
Seorang anak yang baru saja beranjak dewasa mempunyai emosi yang labil, mereka meluapkan emosi mereka dengan berbagai cara, salah satunya dengan pacaran, mereka menganggap pacaran adalah sesuatu yang wajib ketika mereka beranjak dewasa. Apapun alasan mereka untuk pacaran, pacaran itu adalah haram karena tidak ada dalam ajaran islam.
Generasi muda sekarang banyak yang mempunyai paradigma bahwa cinta adalah seks, jelas ini adalah hal yang keliru karena cinta itu berbeda dengan seks. Cinta adalah perwujudan dari kasih saying, sedangkan seks adalah aktivitas biologis. Rasa cinta yang begitu indah harus ternodai dengan maksiat. Cinta yang begitu suci murni harus kandas gara-gara diterjemahkan menjadi harus melakukan seks sebagai tanda kesetiaan terhadap pasangannya. Mereka tidak sadar bahwa pesona yang mereka miliki saat ini ada batasnya, ketika mereka sudah tua.
Yang lebih memprihatinkan lagi, diberbagai belahan Negara banyak kaum homoseksual yang semakin merajalela, mereka dengan bebasnya berlaku sesuka hatinya, bahkan banyak Negara yang sudah menganggap kaum homoseksual ini sebagai sesuatu yang wajar.
Pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang memang sangat besar. Cinta bisa menyucikan akal, menghilangkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaina yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merukan ujian bagi orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah.
Karena cinta, sipengecut bisa berubah menjadi pemberani, kalau ia melihat kekasihnya diganggu atau dalam keadaan bahagia, ia tiba-tiba menjadi seorang pahlawan from zero to hero. Cinta juga dapat mengubah si pemberani menjadi si pemalu, orang yang biasanya berani tampil bicara di depan umum, ceplas-ceplos, dan tidak mengenal malu, bisa mendadak bisu karena melihat pujaan hatinya yang menyentuh naluri cintanya, dan dia kehilangan kata-kata karena terpesona. Cinta juga membuat orang menjadi kreatif, banyak pujangga dan musisi yang menghasilkan masterpiece, karya-karya hebat karena dorongan cinta.
Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta, apalagi sampai menghalalkan apa yang diharamkan Allah.
Cinta itu berawal dari pandangan, baik pandangan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, islam memberikan aturan yang demikian mendalam mengenai pandangan mata ini. Rasulullah saw bersabda:
“Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu dengan-Nya.” (HR. Ahmad)
Karena kedasyatan pandangan itu pula Rasulullah saw. menganjurkan kepada para pemuda yang hendak menikah untuk terlebih dahulu melihat calon pengantin mereka. Hal ini tidak lain adalah untuk memantapkan keyakinan mereka akan calon pasangannya dan juga menyegerakan pernikahan. Rasulullah memang sangat peduli kepada para pemuda dalam urusan pernikahan, karena selain bernilai ibadah, nikah juga mampu mencegah manusia dari perbuatan zina. Rasulullah saw. bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu menikah, maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, maka siapa saja yang belum mampu baginya, berpuasalah. Karena sesungguhnya berpuasa itu baginya adalah perisai.” (HR. Bukhari, Muslim)
Sementara itu, melajang justru dibenci agama. karena itulah imam malik sampai berkata, “Sekiranya saya akan mati beberapa saat lagi, sedangkan istri saya sudah meninggal, maka saya akan bersegera menikah.”
Tetapi kebanyakan orang sekarang betah untuk tidak menikah, dan sibuk bermaksiat mengumbar hawa nafsu dengan pacaran. Jika kita belum mampu untuk menikah, maka berpuasalah sebagaimana sabda Rasulullah saw. dan perbanyaklah kegiatan positif sebagai pengalihan dari hawa nafsu.
Percaya atau tidak percaya, kemerosotan akhlak bangsa saat ini yang sedang melanda dunia adalah karena banyaknya akses media yang banyak menyiarkan kebudayaan-kebudayaan non islam, sehingga dengan mudahnya generasi muda terpengaruh dengan budaya-budaya tersebut, seperti pacaran. Pacaran adalah ikatan yang tidak sah menurut pandangan islam, sedangkan ikatan yang menurut pandangan islam adalah khitbah (pinangan) dan nikah.
0 comments:
Post a Comment