Sebuah buku yang menginspirasikan tentang perjalanan seorang wanita Kristen yang kuat menjunjug agamanya, namun kemudian hari kegalauan hati dan pikirannya memberikan pencerahan menjadi seorang muslim yang shalihah. Isabella adalah seorang anak kepala pendeta yang sangat ekstrim sekali dalam memahami keyakinan sebagai seorang Kristen. Cerita ini dimulai beberapa abad yang lalu di daerah Cordoba (Spanyol). Isabella didik dan dibesarkan dalam lingkungan Kristen, bahkan setelah dewasa dia disuruh oleh Ayahnya untuk mempelajari teologi Kristen sehingga dapat mewarisi keilmuan Ayahnya.
Suatu ketika, setelah pulang dari gereja, Isabella mendengar ceita duan orang muslim tentang substansi keimanan Kristen, penghapusan dosa. Kristus disalib karena mewarisi dosa Adam yang dibuang ke bumi sehingga dengan disalibnya Kristus dapat menghapuskan dosa-dosa umat manusia. Substansi ini yang menggoyahkan keimanan seorang Isabelle sehingga menyebabkan kegalauan dalam diri, dia tanyakan permasalahan ini kepada kedua orang tuanya dan guru spiritualnya namun jawaban yang diberikan tidak pernah memuaskan Isabella, sehingga suatu saat Isabella menantang pemuda tersebut untuk berdebat tentang teologi Islam versus Kristen.
Perdebatan itu kemudian dimenangkan oleh kelompok Islam yang ketika itu dipimpin oleh Umar Lahmi. Pendeta Kristen tidak dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh Umar Lahmi sehingga harus dilakukan pertemuan kedua dan bahkan pertemuan ketiga. Pendeta Kristen, merasa terpojoj dengan segala pertanyaan yang dilontarkan oleh Umar Lahmi sehingga mereka akhirnya kesal dengan sikap Umar Lahmi, alhasil Isabella semakin goyah dengan keimanannya dan suatu ketika mendatangi komunitas Muslim Corboda dan berbicara penjang lebar tentang Islam sehingga akhirnya saat itu juga Isabella memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
Kabar Isabella menjadi Muslim tidak diketahui oleh kedua orang tuanya begitu juga dengan gurunya, Michael. Sampai beberapa waktu lamanya rahasia itu dipendam hingg akhirnya dia harus mengakui keimanan Islamnya dihadapan kedua orang tuanya dan begitu juga dengan gurunya. Mereka marah sejadi-jadinya, bagaimana bisa seorang teolog Kristen dan dididik sejak kecil dengan keimanan Kristen berbalik menjadi Muslim. Akibatnya, Isabella dihukum oleh pedeta-pendeta disuatu tempat yang sangat hina. Dalam sebuah penjara bawah tanah. Sedikitpun Isabella tidak pernah bergeming dengan keimanan Ketauhidannya walaupun dipaksa dan bahkan diancam dibunuh karena dia murtad. Adalah sahabat-sahabat baiknya yang menolongnya untuk terlepas dari belenggu penjara yang hina tersebut.
Akhirnya, Isabella tinggal dan hidup bahagia dengan kehidupan barunya sebagai seorang Muslim di Cordoba. Komunitasnya yang menguatkan dan meneguhkan keimananya. Bahkan dia menjadi seorang ustadzah yang terkenal di Cordoba. Isabella sudah mengislamkan ratusan Kristiani sehingga akhirnya dia menjadi seorang panutan bagi muslimah di Cordoba ketika itu.
Hidayah Allah itu ada.
Dari cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah akan memberikan hidayah kepada hamba Nya kapan saja dimana saja. Isabella yang notabene seorang teolog Kristen mampu menjadi seorang Muslim karena Allah memberikan pencerahan kepadanya. Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin membuktikan konsistensinya bahwa Islam agama damai. Islam bukan agama penindasan dan agama berlumuran darah seperti yang tertera dalam cerita tersebut. Asumsi yang dibangun oleh Kristen bahwa Islam agama yang berlumuran darah mampu ditepis dengan baik dalam buku tersebut. Sebaliknya, substansi Trinitas dan penghapusan dosa digugat oleh Muslim namun mereka tidak dapat menjawabnya. Buku ini sangat bagus untuk pencerahan kita dikala galau dan gelisah. Semoga dengan membaca buku ini dapat menginspirasikan Muslim untuk dapat meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan dihadapan Allah SWT. Amien.. Selamat membaca.
Suatu ketika, setelah pulang dari gereja, Isabella mendengar ceita duan orang muslim tentang substansi keimanan Kristen, penghapusan dosa. Kristus disalib karena mewarisi dosa Adam yang dibuang ke bumi sehingga dengan disalibnya Kristus dapat menghapuskan dosa-dosa umat manusia. Substansi ini yang menggoyahkan keimanan seorang Isabelle sehingga menyebabkan kegalauan dalam diri, dia tanyakan permasalahan ini kepada kedua orang tuanya dan guru spiritualnya namun jawaban yang diberikan tidak pernah memuaskan Isabella, sehingga suatu saat Isabella menantang pemuda tersebut untuk berdebat tentang teologi Islam versus Kristen.
Perdebatan itu kemudian dimenangkan oleh kelompok Islam yang ketika itu dipimpin oleh Umar Lahmi. Pendeta Kristen tidak dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh Umar Lahmi sehingga harus dilakukan pertemuan kedua dan bahkan pertemuan ketiga. Pendeta Kristen, merasa terpojoj dengan segala pertanyaan yang dilontarkan oleh Umar Lahmi sehingga mereka akhirnya kesal dengan sikap Umar Lahmi, alhasil Isabella semakin goyah dengan keimanannya dan suatu ketika mendatangi komunitas Muslim Corboda dan berbicara penjang lebar tentang Islam sehingga akhirnya saat itu juga Isabella memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
Kabar Isabella menjadi Muslim tidak diketahui oleh kedua orang tuanya begitu juga dengan gurunya, Michael. Sampai beberapa waktu lamanya rahasia itu dipendam hingg akhirnya dia harus mengakui keimanan Islamnya dihadapan kedua orang tuanya dan begitu juga dengan gurunya. Mereka marah sejadi-jadinya, bagaimana bisa seorang teolog Kristen dan dididik sejak kecil dengan keimanan Kristen berbalik menjadi Muslim. Akibatnya, Isabella dihukum oleh pedeta-pendeta disuatu tempat yang sangat hina. Dalam sebuah penjara bawah tanah. Sedikitpun Isabella tidak pernah bergeming dengan keimanan Ketauhidannya walaupun dipaksa dan bahkan diancam dibunuh karena dia murtad. Adalah sahabat-sahabat baiknya yang menolongnya untuk terlepas dari belenggu penjara yang hina tersebut.
Akhirnya, Isabella tinggal dan hidup bahagia dengan kehidupan barunya sebagai seorang Muslim di Cordoba. Komunitasnya yang menguatkan dan meneguhkan keimananya. Bahkan dia menjadi seorang ustadzah yang terkenal di Cordoba. Isabella sudah mengislamkan ratusan Kristiani sehingga akhirnya dia menjadi seorang panutan bagi muslimah di Cordoba ketika itu.
Hidayah Allah itu ada.
Dari cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah akan memberikan hidayah kepada hamba Nya kapan saja dimana saja. Isabella yang notabene seorang teolog Kristen mampu menjadi seorang Muslim karena Allah memberikan pencerahan kepadanya. Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin membuktikan konsistensinya bahwa Islam agama damai. Islam bukan agama penindasan dan agama berlumuran darah seperti yang tertera dalam cerita tersebut. Asumsi yang dibangun oleh Kristen bahwa Islam agama yang berlumuran darah mampu ditepis dengan baik dalam buku tersebut. Sebaliknya, substansi Trinitas dan penghapusan dosa digugat oleh Muslim namun mereka tidak dapat menjawabnya. Buku ini sangat bagus untuk pencerahan kita dikala galau dan gelisah. Semoga dengan membaca buku ini dapat menginspirasikan Muslim untuk dapat meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan dihadapan Allah SWT. Amien.. Selamat membaca.
0 comments:
Post a Comment