Hepatitis C merupakan penyakit hati kronis. Penyakit Hepatitis C ini diakibatkan oleh virus Hepatitis C. Saat ini terdapat sekitar 180 juta orang penderita di dunia. Penyebaran penyakit Hepatitis C ini terjadi melalui cairan tubuh khususnya darah baik melalui transfusi ataupun pemakaian obat bius dengan suntikan.
Dalam perkembangan penyakit Hepatitis C, hati penderita akan mengalami sirosis (pengerasan hati) yang kemudian akan berlanjut menjadi kanker hati (hepatoselulerkarsinoma). Penyakit Hepatitis C tahap lanjut, resiko terjadinya kematian sangat besar.
Tidak ada vaksin untuk Hepatitis C. Cara untuk mencegah adalah dengan mengurangi resiko paparan dengan virus Hepatitis C yaitu dengan mencegah perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan gunting kuku dengan orang yang terinfeksi Hepatitis C.
A. Konsekuensi Penderita Hepatitis C
Salah satu konsekuensi paling berat pada penderita Hepatitis C adalah kanker hati. Sekitar 15 % pasien yang terinfeksi virus Hepatitis C dapat menghilangkan virus tersebut dari tubuhnya secara spontan tanpa menghadapi konskwensinya di kemudian hari. Hal tersebut disebut infeksi akut. Sayangnya, mayoritas penderita penyakit ini menjadi kronis. (suatu penyakit dikatakan kronis bila menetap lebih dari 6 bulan).
Hepatitis C kronis salah satu bentuk penyakit Hepatitis paling berbahaya dan dalam waktu lama dapat mengalami komplikasi, apalagi bila tidak diobati.
Penderita Hepatitis kronis beresiko menjadi penyakit hati tahap akhir dan kanker hati. Sedikit dari penderita Hepatitis kronis, hatinya menjadi rusak dan perlu dilakukan transplantasi hati. Kenyataannya, penyakit hati terutama Hepatitis C penyebab utama pada transplantasi hati sekarang ini. Sekitar sepertiga kanker hati disebabkan oleh Hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati terus meningkat di seluruh dunia karena banyak orang terinfeksi Hepatitis C tiap tahunnya.
Karena Hepatitis C menular dari orang ke orang melalui kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis C, aktivitas yang meningkatkan kontak dengan darah tersebut perlu dipertimbangkan sebagai faktor resiko. Faktor resiko yang paling umum adalah pengguna obat bius suntik dan darah serta produk transfusi darah sebelum tahun 1992
Faktor resiko lain seperti tato dan tindik tubuh. Tinta atau jarum tato yang digunakan untuk membuat tato atau menindik dapat menjadi pembawa virus Hepatitis C dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya, jika pelaku tidak melakukan sterilasasi pada perlengkapannya. Faktor resiko lainnya adalah luka tertusuk jarum, terutama pada pekerja kesehatan, hemodialisis dan transplantasi organ sebelum tahun 1992.
Luka karena jarum suntik, yang seringkali terjadi pada petugas kesehatan, dapat menjadi alat penularan virus Hepatitis C. Probabilitas penularan virus Hepatitis C melalui jarum suntik lebih besar dibanding dengan virus HIV. Sekarang ini, pada penderita HIV ada protokol standar dalam penanganan jarum suntik untuk mengurangi resiko tertular HIV atau AIDS. Sayangnya, tidak ada protokol yang sama untuk penanganan pada penderita Hepatitis C untuk menghindari penularan melalui jarum suntik.
B. Faktor Resiko Hepatitis C
Karena Hepatitis C menular dari orang ke orang melalui kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis C, aktivitas yang meningkatkan kontak dengan darah tersebut perlu dipertimbangkan sebagai faktor resiko. Faktor resiko yang paling umum adalah pengguna obat bius suntik dan darah serta produk transfusi darah sebelum tahun 1992
Faktor resiko lain seperti tato dan tindik tubuh. Tinta atau jarum tato yang digunakan untuk membuat tato atau menindik dapat menjadi pembawa virus Hepatitis C dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya, jika pelaku tidak melakukan sterilasasi pada perlengkapannya. Faktor resiko lainnya adalah luka tertusuk jarum, terutama pada pekerja kesehatan, hemodialisis dan transplantasi organ sebelum tahun 1992.
Luka karena jarum suntik, yang seringkali terjadi pada petugas kesehatan, dapat menjadi alat penularan virus Hepatitis C. Probabilitas penularan virus Hepatitis C melalui jarum suntik lebih besar dibanding dengan virus HIV. Sekarang ini, pada penderita HIV ada protokol standar dalam penanganan jarum suntik untuk mengurangi resiko tertular HIV atau AIDS. Sayangnya, tidak ada protokol yang sama untuk penanganan pada penderita Hepatitis C untuk menghindari penularan melalui jarum suntik.
- Pengguna Obat Bius Suntik.
- Hubungan Seksual
- Memiliki lebih dari satu pasangan
- Pengguna jasa PSK
- Luka karena seks (kurangnya pelicin pada vagina dapat meningkatkan resiko penularan melalui darah)
- Melakukan hubungan seksual sewaktu menstruasi.
- Pada pasangan yang menikah, resiko penularan meningkat sejalan dengan lamanya perkawinan. Hal ini berkaitan dengan hubungan seksual dan berbagi perlengkapan (seperti sikat gigi, silet cukur, gunting kuku dan sebagainya).
- Jika anda memiliki hubungan seksual dengan orang yang memiliki faktor resiko terinfeksi Hepatitis C, anda sebaiknya menjalankan tes untuk Hepatitis C juga.
C. Hubungan Hepatitis C dengan Penyakit Lain
- Virus Hepatitis C dan HIV
HIV (penyebab AIDS) dan Hepatitis C memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan yang penting. Keduanya adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit kronis. Beberapa faktor resiko seperti penggunaan obat injeksi dan transfusi darah sebelum tahun 1992 sering ditemukan kedua virus tersebut. Sekarang ini, hampir sepertiga penderita HIV, terutama yang terinfeksi dari transfusi dan jarum suntik, juga terinfeksi virus Hepatitis C. Penderita yang terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV, Hepatitis C kronisnya lebih cepat dibanding yang HIV-nya negatif. Diperkirakan sekitar 180 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis C atau sekitar 3 persen dari populasi. Sehingga infeksi Hepatitis C lebih banyak dibandingkan HIV.
- Hepatitis C dan virus Hepatitis lainnya
Meskipun semua virus Hepatitis mempengaruhi hati, Hepatitis C berbeda denga Hepatitis B dan Hepatitis A. Perbedaan besarnya adalah tidak ada vaksin untuk Hepatitis C. Virus Hepatitis B sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. Hepatitis A, berbeda dengan Hepatitis B dan C tidak menyebabkan penyakit kronis.
Number of new cases per year | 35,000 | 200,000 | 150,000 | ||||||||||||||||||||||
Number of affected people in U.S. | 4,000,000 | 1,200,000 | -- | ||||||||||||||||||||||
Main routes of transmission |
|
| Food and Water Contamination | ||||||||||||||||||||||
Vaccine | No | Yes | Yes |
- Hepatitis C dan Hemofilia
Penderita Hemofilia memiliki resiko terinfeksi melalui darah lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya karena mereka secara teratur menjalani transfusi darah dan menerima produk darah lainnya. Pada tahun 1987, prosedur inaktivasi virus mulai diberlakukan di bank darah. Dengan prosedur ini telah dilakukan pemusnahan besar-besaran pada darah yang ada karena adanya virus Hepatitis C. Namun demikian penderita Hemofilia yang menerima produk darah sebelum tahun tersebut memiliki resiko tinggi terinfeksi Hepatitis C
D. Pencegahan Penyakit Hepatitis C
Kita dapat mencegah penularan Hepatitis C. Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik. Jarum suntik dan alat suntik sebelum digunakan harus steril dengan demikian menghentikan penyebaran penyakit Hepatitis C di antara pengguna obat suntik.
Meskipun resiko penularan melalui hubungan seksual kecil, anda seharusnya menjalankan kehidupan seks yang aman. Penderita Hepatitis C yang memiliki lebih dari satu pasangan atau berhubungan dengan orang banyak harus memproteksi diri (misalnya dengan kondom) untuk mencegah penyebaran Hepatitis C.
Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi.
Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi, polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.
Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan benar, mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C.
Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan perkembangannya sangat cepat. Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita penyakit Hepatitis C juga melakukan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.
E. Pengobatan Hepatitis C
Apakah Hepatitis dapat diobati? Dapat, Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh anda telah melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak.
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu. Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk mencari pengobatan yang tepat dari dokter anda.
Diagnosa dan pengobatan awal sangatlah mendesak dan penting. Persentase yang signifikan dari orang yang melakukannya dapat sembuh dari Hepatitis C dan menunjukan perbaikan hatinya. Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati.
Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi dapat dimodifikasi melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih lama. Meskipun interferon alfa dapat digunakan sebagai obat Hepatitis C tunggal termasuk pegylated interferon, penelitian menunjukkan lebih efektif bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin.
Tiga senyawa digunakan dalam pengobatan Hepatitis C adalah:
- Interferon alfa
Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami ataupun sintetisnya.
- Pegylated interferon alfa
Dibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)" dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.
- Ribavirin
Adalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan Hepatitis C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi dengan kombinasi interferon alfa, lebih efektif daripada inteferon alfa sendiri.
Pengobatan ini telah diterima berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan respon melawan virus pada penderita penyakit Hepatitis C kronis. Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika jumlah virus Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi pada tes standar RNA virus Hepatitis C dan jika level tersebut tetap tidak terdeteksi selama lebih dari 6 bulan setelah pengobatan selesai.
F. Pertanyaan Seputar Hepatitis C
Q : Apa yang bisa saya lakukan bila saya tidak nafsu makan?A : Kadang-kadang penyakit Hepatitis C atau pengobatan Hepatitis C dapat membuat anda kesulitan dalam makan. Hal ini bisa terjadi karena anda tak punya selera makan, alat perasa anda telah berubah, atau mual. Dapatkan tips untuk menigkatkan cara makan anda pada bagian Menghadapi Kesulitan Makan.
Q : Mengapa saya merasa lelah?A : Salah satu gejala dari penyakit Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Hati mempunyai tanggung jawab untuk menyimpan energi untuk kebutuhan tubuh dalam menjalankan fungsinya. Jika hati rusak, energi yang anda butuhkan untuk melakukan aktivitas setiap harinya mungkin tidak tersedia. Hal itu yang menyebabkan kelelahan. Untuk tips bagaimana menghadapi kelelahan bacalah pada bagian Menghadapi Kelelahan.
Q : Bagaiamana caranya agar saya tidak menulari keluarga saya?A : Penyakit Hepatitis C menular melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi virus Hepatitis C. Untuk menghindari penularan Hepatitis C, anda harus menghilangkan kemungkinan kontak dengan darah. Jangan berbagi alat yang dapat membawa darah, seperti sikat gigi, gunting kuku, cukuran, gunting dan sebagainya. Jika anda terluka atau memiliki luka terbuka, obati dan rawat luka tersebut menggunakan plester yang tepat dengan segera. Jika anda terluka dengan peralatan dapur seperti pisau atau pembuka kaleng, obati luka anda dan sterilkan alat tersebut (dengan merebusnya dengan air) sebelum digunakan lagi.
Q : Dapatkah saya tetap melakukan hubungan intim?A : Kemungkinan tertular penyakit Hepatitis C melalui hubungan intim kecil tetapi hal ini dapat menjadi sumber penyakit sekitar 15% dari kasus. Jika anda pengidap Hepatitis C, ada baiknya menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom atau diafragma. Ingat kontrasepsi oral tidak menjaga anda dari penularan penyakit dari hubungan seksual.Beberapa pengobatan penyakit Hepatitis C kronis (biasanya menggunakn Ribavirin) sangat berbahaya untuk janin. Jika anda dalam pengobatan dan aktif dalam hubungan intim, sangatlah penting untuk menjaga agar tidak hamil (selama pengobatan dan 6 bulan sesudah pengobatan) dengan menggunakan sedikitnya dua bentuk alat atau obat kontrasepsi yang efektif.
Q : Dapatkah saya menyusui bayi saya jika saya pengidap Hepatitis C?A : Tidak pernah ada kejadian penyakit Hepatitis C dapat menular dari ibu ke anaknya melalui air susu ibu. Walaupun demikian, jika anda dalam pengobatan penyakit Hepatitis C, obat yang anda konsumsi tidak aman dalam menyusui. Tanyakan dokter anda apakah aman untuk terus menyusui sewaktu mengkonsumsi obat tersebut.
Q : Apakah saya harus memberitahukan ke doker gigi saya bahwa saya menderita penyakit Hepatitis C?A : Hal itu sangatlah penting untuk memberitahukan dokter gigi anda dan tenaga medis lainnya bahwa anda menderita penyakit Hepatitis C. Dokter gigi anda perlu mempersiapkan pencegahan sewaktu menjalankan operasi mulut bahkan untuk tindakan rutin lainnya yang menyebabkan pengeluaran darah dan hal lainnya yang berpotensial menyebarkan penyakit Hepatitis C. Begitu juga, jika anda melakukan pengambilan darah. Informasikan ke laboran (orang yang mengambil sampel darah) bahwa anda menderita penyakit Hepatitis sehingga dia akan melakukan pencegahan agar tidak terluka dengan jarum suntik.
Q : Bagaimana jika saya atau pasangan saya hamil dalam waktu pengobatan?A : Jika anda atau pasangan anda hamil sewaktu pengobatan, sangatlah penting untuk segera memberitahukan ke dokter anda secepatnya. Pengobatan yang dikombinasi dengan Ribavirin dapat menjadi sangat berbahaya bahkan fatal pada janin. Dokter anda akan mendiskusikan pilihan kepada anda.
Q : Apakah saya harus melakukan vaksinasi penyakit lain jika saya menderita penyakit Hepatitis C ?A : Hal itu sangat direkomendasikan bahwa penderita Hepatitis C untuk mendapatkan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Infeksi Hepatitis C tidak meningatkan kemungkinan anda terinfeksi penyakit Hepatitis A dan Hepatitis B. Akan tetapi, terinfeksi dua penyakit dalam waktu yang bersamaan dapat memperburuk infeksi penyakit Hepatitis C.
Q : Masih bolehkan saya memeluk dan mencium anggota keluarga saya jika saya menderita penyakit Hepatitis C ?A : Penyakit Hepatitis C tidak dapat menular melalui kontak fisik saja tanpa melibatkan darah sehingga tidak masalah untuk memeluk dan mencium anggota keluarga anda.
Q : Dapatkah saya menularkan penyakit walaupun saya dalam pengobatan?A : Belum diketahui apakah pengobatan dapat mengurangi penularan penyakit Hepatitis C. Walaupun demikian, jika jumlah virus dalam darah anda sudah tidak terdeteksi selama 6 bulan sesudah pengobatan (yang artinya anda memiliki respon penolakan virus), kemungkinan anda menularkan Hepatitis C sangatlah rendah.
Q : Bagaimana jika saya tidak menjalankan pengobatan dengan baik?A : Pengobatan Hepatitis C dapat menjadi sulit. Pengobatan berakhir kurang lebih 1 atau 2 tahun. Tetapi pengalaman klinis menunjukkan bahwa pasien masih terus menjalankan pengobatan, adalah tindakan yang lebih baik dalam menghadapi pengobatan. Jadi sangatlah penting untuk mengikuti instruksi dokter anda dalam waktu pengobatan secara hati-hati dan jangan sampai lupa satu dosispun. Jika anda memilki kesulitan dalam menjalankan pengobatan beritahu dokter anda.
Q : Pertanyaan apa yang harus saya tanyakan ke dokter ?A : Penyakit Hepatitis C adalah penyakit yang serius. Untuk itu, adalah penting bagi anda untuk mencari dan mempelajari segala hal mengenai virus Hepatitis C, dan didklah diri anda tentang penyakit Hepatitis C dan pengobatannya. Ada beberapa pertanyaan yang harus anda tanyakan ke dokter anda, seperti :
- Apa level penyakit saya dan genotipe virusnya?
- Apakah saya harus melakukan vaksinasi Hepatitis A dan B?
- Perlukah saya melakukan biopsi hati?
- Perlukah saya menjalankan pengobatan?
- Apakah saya memiliki kondisi lain yang dapat menjadi komplikasi dalam pengobatan?
- Apakah parut di hati saya cukup untuk menjadi kanker hati? Jika ya, bagaimana saya seharusnya memonitornya?
- Apakah peginterferon/ribavirin baik untuk saya?
- Apa rekomendasi anda apakah saya diobati dengan peginterferon dengan dosis berdasarkan berat badan atau dosis yang tetap?
- Berapa lama waktu pengobatan saya?
- Berapa sering saya harus kontrol?
- Tes apa yang harus saya jalankan? Apakah tes tersebut perlu diulang? Berapa sering?
- Apa efek sampingnya? Siapa yang bisa saya hubungi jika ada efek samping? Apakah saya harus menghubungi anda langsung?
- Perubahan apa yang harus saya jalankan setiap harinya?
- Pengobatan lain apa yang boleh dan tidak boleh saya jalani?
0 comments:
Post a Comment