Monday, July 4, 2011

Migrain, Pengobatan dan Pencegahannya


Browse » Home » » Migrain, Pengobatan dan Pencegahannya

Migrain atau nyeri kepala sebelah adalah salah satu penyakit yang diperkirakan diderita oleh 25% wanita dan 10% pria di seluruh dunia. Secara statistik, wanita tiga kali lebih sering terkena migrain dibanding laki-laki dan lebih banyak diderita orang dewasa di usia 20 hingga 50 tahun. Seiring pertambahan usia, tingkat keparahan dan frekuensinya pun ikut menurun. Migrain juga banyak menimpa remaja dan anak-anak. Terutama mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat penderita migrain.

Migrain adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang biasanya menyerang di pagi hari, sehingga sangat mengganggu aktivitas. Penderita juga biasanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau-bauan. Sakit kepala akibat migrain, agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat sinusitis atau otot leher tegang. Meski sering dirasakan di salah sisi kepala, namun nyerinya bisa berpindah atau mengenai kedua sisi sekaligus.

Migrain juga dapat timbul akibat adanya penyakit lain, seperti asma dan depresi atau penyakit berat, semisal tumor atau infeksi. Namun kejadian ini sangat jarang. Meski belum diketahui pasti penyebabnya, migrain diperkirakan terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan).

Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala lain, seperti mual. Semakin berat inflamasi yang terjadi, semakin berat pula migrain yang diderita. Faktor genetik umumnya sangat berperan pada timbulnya migrain. 

A. Jenis-jenis Migrain
Migrain terbagi dalam empat golongan, yaitu:
  • Migrain biasa. Sebagian besar penderita migrain umumnya menderita migrain golongan ini, dengan gejala seperti nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat. Bila sudah parah, penderita tidak dapat beraktivitas karena selalu merasa mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara dan bau. Sakitnya akan hilang sendiri dalam waktu 4 hingga 72 jam.
  • Migrain Klasik. Migrain golongan ini umumnya didahului dengan gejala yang dinamakan aura, yaitu gangguan penglihatan seperti melihat garis bergelombang, cahaya terang, bintik gelap atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Gejala aura lainnya, adalah rasa geli atau kesemutan di tangan. Sebagian penderita tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak, atau wajah, atau merasa lemah pada satu sisi tubuhnya, atau merasa bingung. Penderita dapat mengalami satu atau beberapa macam gejala, meski tidak timbul secara bersamaan. Gejala yang umumnya timbul 30 menit sebelum rasa sakit ini, dapat hilang atau bertahan sampai rasa sakit di kepala menyerang.
  • Migrain Haid. Migrain ini umumnya timbul beberapa hari sebelum, selama atau sesudah haid. Penderita akan tahu bahwa migrain yang ia rasakan, berhubungan dengan siklus haidnya. Rasa sakit yang dirasakan, bisa seperti migrain biasa atau klasik.
  • Migrain Komplikasi. Migrain golongan ini kerap disertai gangguan sistim saraf, seperti mati rasa pada kulit dan geli, kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki. Gejala syaraf ini dapat tetap bertahan meski migrainnya telah sembuh.
B. Penyebab Migrain
Ada empat hal yang perlu Anda tahu, bisa memicu terjadinya migrain. Seperti dilansir dari dari laman Shine, berikut empat hal pemicu migrain.
  • Makanan. Keju matang seperti cheddar, emmentaler, stilton, brie, dan camembert serta cokelat bisa menjadi pemicu utama terjadinya migrain. Berdasarkan informasi dari National Headache Foundation, makanan yang diasinkan, makanan yang  difermentasi, makanan mengandung nitrit atau nitrat (ham, hot dog), makanan dengan kandungan monosodium glutamat (MSG) tinggi termasuk kecap, pelunak daging serta garam juga bisa menjadi pemicu terjadinya migrain. Sour cream, kacang-kacangan, selai kacang, kacang polong, kismis, pepaya, avokad, plum merah, buah jeruk, minuman berkafein seperti teh, kopi, atau cola, serta alkohol (termasuk anggur merah dan bir) juga jadi pencetus serangan migrain. 
  • Haid. Bagi banyak perempuan, siklus menstruasi merupakan pemicu utama. Serangan migrain biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau selama periode menstruasi. Tapi, bisa juga serangan ini terjadi saat ovulasi. Penurunan estrogen diyakini sebagai pemicunya. Apalagi, bagi perempuan yang mendekati masa menopause, kadar estrogen yang berfluktuasi juga dapat memicu peningkatan migrain. 
  • Lingkungan. Parfum yang kuat merupakan pemicu langsung terjadinya migrain bagi beberapa orang. Lampu yang berkedip bahkan layar film di teater yang gelap atau sinar matahari juga bisa menyebabkan terjadinya migrain.
  • Stres. Pemicu migrain yang paling umum adalah stres. Penderita migrain dianggap sangat responsif secara emosional. Kecemasan, khawatir, syok, dan kesedihan semua dapat melepaskan zat kimia otak tertentu yang menyebabkan sakit kepala migrain. 
Untuk mencegah serangan migrain, jangan pernah berusaha menghindari pemicunya. Ingatlah bahwa pemicu migrain tidak sama untuk semua orang. Belum tentu makanan tertentu atau situasi stres menjadi pemicu migrain buat Anda. Cobalah mencatat dalam buku harian, sakit kepala yang dialami untuk membantu mengidentifikasi apa penyebabnya. 

C. Gejala Migrain
Sekitar 10-30 menit sebelum sakit kepala dimulai (suatu periode yang disebut aura atau prodroma), gejala-gejala depresi, mudah tersinggung, gelisah, mual atau hilangnya nafsu makan muncul pada sekitar 20% penderita. Penderita yang lainnya mengalami hilangnya penglihatan pada daerah tertentu (bintik buta atau skotoma) atau melihat cahaya yang berkelap-kelip. 

Ada juga penderita yang mengalami perubahan gambaran, seperti sebuah benda tampak lebih kecil atau lebih besar dari sesungguhnya. Beberapa penderita merasakan kesemutan atau kelemahan pada lengan dan tungkainya. Biasanya gejala-gejala tersebut menghilang sesaat sebelum sakit kepala dimulai, tetapi kadang timbul bersamaan dengan munculnya sakit kepala. Nyeri karena migrain bisa dirasakan pada salah satu sisi kepala atau di seluruh kepala. Kadang tangan dan kaki teraba dingin dan tampak membiru. Pada penderita yang memiliki aura, pola dan lokasi sakit kepalanya pada setiap serangan migran adalah sama. Migrain bisa sering terjadi selama waktu yang panjang tetapi kemudian menghilang selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun. 

D. Diagnosis Migrain
Migrain terdiagnosis dan misdiagnosed. Diagnosis migraine tanpa aura, menurut International Headache Society, dapat dibuat sesuai dengan kriteria berikut, "5, 4, 3, 2, 1 kriteria":
  • 5 atau lebih serangan
  • 4 jam sampai 3 hari dalam durasi
  • 2 atau lebih - sepihak lokasi, kualitas berdenyut, nyeri sedang sampai berat, kejengkelan oleh atau menghindari aktivitas fisik rutin
  • 1 atau lebih gejala yang menyertainya - mual dan / atau muntah, fotofobia, phonophobia
  • Untuk migrain dengan aura, hanya dua serangan yang diperlukan untuk membenarkan diagnosis.
Mnemonic berdebar-debar (P ulsating, durasi 4-72 jam O urs, U nilateral, N ausea, D isabling) dapat membantu mendiagnosis migrain. Jika 4 dari 5 kriteria terpenuhi, maka rasio kemungkinan positif untuk mendiagnosis migrain adalah 24.

Kehadiran baik mual, cacat atau sensitivitas, dapat mendiagnosis migrain dengan:
  • sensitivitas 81%
  • spesifisitas 75%
Migrain harus dibedakan dari penyebab lain dari sakit kepala seperti sakit kepala cluster. Ini sangat menyakitkan, sakit kepala unilateral kualitas menusuk. Lamanya serangan umum adalah 15 menit sampai tiga jam. Onset serangan cepat, dan paling sering tanpa tanda-tanda awal yang merupakan ciri khas dari migrain.

E. Terapi Pengobatan Migrain
Jika tidak diobati, serangan migrain bisa berlangsung selama beberapa jam atau hari. Pada beberapa penderita, sakit kepalanya ringan dan bisa dihilangkan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Tetapi migrain seringkali hebat dan membuat penderita menjadi tidak berdaya, terutama jika disertai dengan mual, muntah dan silau mata (fotofobia). Pada kasus seperti ini, biasanya selain obat pereda nyeri, penderita juga membutuhkan istirahat dan tidur untuk mengurangi sakit kepalanya. 

Obat yang paling banyak digunakan adalah ergotamin (suatu vasokonstriktor), yang menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah sehingga membantu mencegah pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan nyeri. Kafein dosis tinggi juga membantu mencegah melebarnya pembuluh darah dan seringkali diberikan bersamaan dengan obat pereda nyeri atau ergotamin. 

Obat-obat baru (misalnya eletriptan, naratriptan, rizatriptan, sumatriptan dan zolmitriptan) berfungsi meningkatkan efek serotonin. Obat-obat ini lebih efektif daripada aspirin atau asetamonofen, tetapi harganya lebih mahal.

Beberapa obat pencegah migrain dapat menimbulkan efek samping ringan sampai berat pada beberapa penderita. Penderita yang mempunyai gangguan jantung atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol sebaiknya tidak mengkonsumsi obat ini. Pasien yang berumur lebih dari 65 tahun, obat pencegah migrain tidak dianjurkan.

Biasanya anda perlu mencoba beberapa jenis obat sebelum anda menemukan salah satu yang paling cocok dengan anda. Jika anda mengalami mual atau muntah sebagai efek samping pengobatan antimigrain, dokter anda juga biasanya meresepkan obat anti mual muntah seperti proklorperazin atau metoklopramid, untuk mengurangi gejala tersebut.

Walaupun obat-obatan biasanya merupakan pengobatan utama migrain, terapi pelengkap biasanya dapat membantu mengurangi gejala dan frekuensi serangan migrain. Terapi pelengkap antara lain:
  • Akupuntur, yaitu dengan menusukkan jarum yang sangat halus ke kulit pada titik tertentu untuk menimbulkan aliran energi di sekujur tubuh. Tindakan ini dapat membantu relaksasi otot dan mengurangi nyeri kepala.
  • Teknik Relaksasi, yang dapat membantu mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
F. Pencegahan Migrain
Cara terbaik untuk mengatasi migrain adalah dengan menghindarinya. Dengan mengenali dan menghindari pencetus, jumlah serangan dan tingkat keparahan migrain dapat dikurangi. Memang, beberapa pencetus di luar kemampuan kita untuk mengontrolnya, tetapi ada beberapa diantaranya yang dapat kita hindari. Hal-hal berikut dapat membantu anda untuk mencegah migrain:
  • Mengenali pencetus migrain dengan membuat buku harian
  • Tidur dan beraktivitas secara teratur
  • Makan teratur, dan menghindari makanan yang dapat mencetuskan migrain
  • Mengatasi stres
  • Menghindari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan obat-obatan, walaupun dapat terjadi efek samping dari ringan sampai sedang.  Beberapa obat yang diminum setiap hari bisa mencegah serangan migrain. Beta-bloker propanolol memberikan efek bebas gejala jangka panjang. Bisa juga diberikan penghambat saluran kalsium verapamil. Obat anti kejang divalproex telah terbukti bisa mengurangi frekuensi serangan migrain, jika diminum setiap hari. Metisergid merupakan salah satu obat yang paling efektif dalam mencegah migrain, tetapi harus tidak boleh digunakan terus menerus, karena memiliki komplikasi berupa fibrosis peritonealis (pembentukan jaringan parut di dalam perut), yang bisa menghalangi aliran darah ke organ vital. Karena itu penggunaan obat ini harus dibawah pengawasan ketat. Obat-obat ini kadangkala efektif untuk mencegah dan mengurangi keparahan migrain, sehingga memperbaiki kualitas hidup. 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp