Thursday, February 10, 2011

Bakteri Enterobacter Sakazakii Di Dalam Susu Formula


Browse » Home » » Bakteri Enterobacter Sakazakii Di Dalam Susu Formula

Enterobacter Sakazakii Di Dalam Susu Formula
Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri karena di dalamnya terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang.

Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering mengontaminasi susu formula adalah Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.

A. Bakteri Enterobacter sakazakii
Gambar: Enterobacter sakazakii
Enterobacter sakazakii adalah bakteri gram negatif anaerob fakultatif berbentuk koliform dan tidak membentuk spora. E. sakazakii pertama kali ditemukan pada 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi pada segala usia, risiko terbesar terkena adalah usia bayi. Peningkatan kasus yang besar dilaporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika, dan Kanada.

Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100.000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian menjadi 9,4 per 100.000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.5 kg) . Sebenarnya temuan peneliti IPB tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan karena dalam sebuah penelitian prevalensi kontaminasi di sebuah negara juga didapatkan dari 141 susu bubuk formula didapatkan 20 kultur positif E. sakazakii. E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari keluarga enterobacteriaceae. Organisme ini dikenal sebagai yellow pigmented Enterobacter cloacae. Pada 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan pada perbedaan analisis hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan, dengan hibridasi DNA menunjukkan E. sakazakii 53-54 persen dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter.

Pada penelitian tahun 2007, beberapa peneliti mengklarifikasi kriteria taxonomy dengan menggunakan cara lebih canggih, yaitu dengan f-AFLP, automated ribotyping, full-length 16S rRNA gene sequencing and DNA-DNA hybridization. Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternatif dengan temuan genus baru, yaitu Cronobacter yang terdiri dari 5 spesies.

Hingga saat ini tidak banyak diketahui tentang virulensi dan daya patogeniotas bakteri berbahaya ini. Bahan enterotoxin diproduksi oleh beberapa jenis strain kuman. Dengan menggunakan kultur jaringan, diketahui efek enterotoksin dan beberapa strain tersebut. Didapatkan 2 jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demikian banyak susu terkontaminasi, tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut.

Meskipun sangat jarang, infeksi karena bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya sampai dapat mengancam jiwa, di antaranya adalah neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi), hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi berat) , dan necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). Sedangkan pada beberapa kasus dilaporkan terjadi infeksi saluran kencing.
Secara umum, tingkat kefatalan kasus (case-fatality rate) atau risiko untuk dapat mengancam jiwa berkisar antara 40-80 persen pada bayi baru lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat karena penyakit ini. Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan.

Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), mendadak biru, sesak hingga kejang. Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling berisiko untuk mengalami infeksi ini. Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhu 58 derajat celsius dalam pemanasan rehidrasi susu formula.

B. Pencemaran Bakteri Pada Susu Formula
Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking machine) sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak dengan udara.

Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam susu.

Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari susu. Pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam ruangan tertutup.

Manusia yang berada dalam proses memerah dan mengolah susu dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu. Bahkan, embusan napas manusia ketika proses memerah dan mengolah susu dapat menjadi sumber timbulnya bakteri. Sapi perah dan peternak yang berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak mencemari susu. Proses produksi susu di tingkat peternakan memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju.

C. Langkah Antisipasi Untuk Menghindari Kontaminasi Bakteri Pada Susu Formula 
Dari berbagai penelitian dan pengalaman di beberapa negara tersebut sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), United States Food and Drug Administration (USFDA) dan beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril.

Adapun susu formula cair yang siap saji dianggap sebagai produk komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup. Dengan demikian, di bagian perawatan bayi NICU, USFDA menggunakan perubahan rekomendasi dengan pemberian susu bayi formula cair siap saji untuk penderita bayi prematur yang rentan terjadi infeksi. Sayangnya di Indonesia produk susu tersebut belum banyak dan relatif mahal harganya.

Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi risiko infeksi Susu formula tersebut adalah cara penyajian yang baik dan benar. Di antaranya adalah menyajikan hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setiap kali minum untuk mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar. Meminimalkan hang time atau waktu antara kontak susu dan udara kamar hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Semakin lama waktu tersebut meningktkan risiko pertumbuhan mikroba dalam susu formula tersebut. Tips Cara Cegah Bakteri Susu Formula yang lain silahkan baca disini

Hal lain yang penting adalah memerhatikan dengan baik dan benar cara penyajian susu formula bagi bayi, sesuai instruksi dalam kaleng atau petunjuk umum. Peningkatan pengetahuan orangtua, perawat bayi, dan praktisi klinis lainnya tentang prosedur persiapan dan pemberian susu formula yang baik dan benar harus terus dilakukan.

Untuk mengurangi risiko infeksi bakteri Enterobacter Sakazakii Di Dalam Susu Formula tersebut, sangat dibutuhkan cara penyajian yang baik dan benar. Yaitu menyajikan dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setiap kali minum dan meminimalkan waktu antara kontak susu dengan udara kamar hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Semakin lama waktu kontak, akan meningkatkan resiko pertumbuhan bakteri dalam susu formula tersebut. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhu 58 ° C dalam proses pemanasan rehidrasi susu formula. Untuk itu, disarankan oleh Umijati agar memasak makanan dan susu formula tersebut dengan benar yaitu sampai 60 derajat celcius selama 30 menit aman untuk dikonsumsi. Dan, Umijati menegaskan bahwa pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dan menyusui hingga 2 tahun masih merupakan pilihan terbaik bagi ibu-ibu di Indonesia.

Terlepas benar-tidaknya akurasi temuan tersebut, sebaiknya pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan harus bertindak cepat dan tepat sebelum terjadi kegelisahan dan korban yang memakan jiwa. Sedangkan orangtua tetap waspada dan tidak perlu kawatir berlebihan ternyata temuan tersebut juga pernah dilaporkan oleh USFDA, tetapi tidak terjadi kasus luar biasa. Hal ini karena mungkin sebagian besar adalah kuman non-pathogen atau yang tidak berbahaya. Tetapi apa pun juga, jangan sampai terjadi banyak anak Indonesia terkorbankan hanya karena keterlambatan mengantisipasi keadaan.

Kasus Bakteri Susu Formula yang Menyebabkan Infeksi:
Clostridium botulinum, satu kasus infeksi (Inggris, 2001) Enterobacter sakazakii, beberapa kasus (beragam negara) Salmonella agona, satu kasus infeksi (Perancis, 2005) Salmonella anatum, satu kasus infeksi (Inggris, 1996) Salmonella bredeney, dua kasus (Australia, 1977; Perancis, 1988) Salmonella ealing, satu kasus (Inggris, 1985) Salmonella london, satu kasus (Korea, 2000) Salmonella tennessee, satu kasus (Amerika Serikat, Kanada, 1993) Salmonella virchow, satu kasus (Spanyol, 1994)

Kasus Bakteri Yang Mengkontaminasi Susu Formula di Rumah Sakit :
Citrobacter freundii, satu kasus Enterobacter sakazakii dan Leuconostoc mesenteroides, satu kasus Enterobacter sakazakii, beberapa kasus Escherichia coli, satu kasus Salmonella isangi, satu kasus Salmonella saintpaul, satu kasus Serratia marcescens, satu kasus.

D. Penelitian Tentang Enterobacter Sakazakii Di Dalam Susu Formula. 
Tim peneliti yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor mengungkapkan bahwa dalam penelitiannya telah menggunakan 74 sampel susu formula. Hasilnya, 13,5 % diantaranya mengandung bakteri E. sakazaki. Tim yang diketuai oleh Dr. Sri Estuningsih ini juga mengungkap bahwa sebanyak 22,73 % susu formula (dari 22 sampel) dan 40 % makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara April - Juni 2006 telah terkontaminasi bakteri tersebut.

Tahapan penelitian tersebut terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, isolasi dan identifikasi E.sakazakii dalam sampel susu formula dan makanan bayi. Tahap kedua, menguji 12 isolat E.sakazakii dari hasil isolasi dan kemampuannya menghasilkan enteroksin (racun) melalui uji sitolisis (penghancuran sel). Dari 12 isolat yang diujikan terdapat 6 isolat yang menghasilkan enteroksin. Uji selanjutnya adalah menguji isolat tersebut pada kemampuan toksinnya setelah dipanaskan. Terdapat 5 dari 6 isolat tersebut yang masih memiliki kemampuan sitolisis setelah dipanaskan. Selanjutnya menguji enterotoksin serta bakteri vegetatifnya pada bayi mencit berusia enam hari. Bayi mencit diinfeksi melalui rute oral menggunakan sonde lambung khusus dan steril. Setelah 3 hari kemudian dilakukan pengambilan sampel organ mencit tersebut. Hasil pengujian enteroksin murni dan enteroksin yang dipanaskan dan bakteri mengakibatkan enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa susu formula dan makanan bayi yang beredar di Indonesia terkontaminasi oleh E. sakazakii yang menghasilkan enterotoksin tahan panas dan menyebabkan enteritis, sepsis dan meningitis pada bayi mencit. Dari hasil penelitian tersebut yang menggunakan metode pengamatan secara histopatologis sebenarnya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendukung hasil penelitian tersebut. Sangat penting dipahami bahwa susu formula bayi bukanlah produk steril, sehingga dalam penggunaannya serta penyimpanannya perlu perhatian khusus untuk menghindari kejadian infeksi karena mengkonsumsi produk tersebut. Umijati yang saat ini juga sedang menempuh program doktoral tersebut menyayangkan kabar ini, menurut pendapatnya, produk formula tersebut seharusnya dikemas dalam kondisi steril, bebas dari zat kimia, radiasi serta bakteri yang membahayakan.

E. Daftar Susu Formula yang Bebas Kontaminasi Enterobacter Sakazakii
Apa saja merek susu hasil riset BPOM yang bebas sakazakii? Ini dia daftar yang disebarkan BPOM:
  • Tahun 2009
1. Frisian Flag Tahap I (MD.810409118005, exp Oktober 2010)
2. Susu Lactona 1 (MD.810412070003, exp Mei 2010)
3. Lactogen 1 (ML.810411051018, exp Januari 2010)
4. Lactogen 1 (MD 810413370001, exp Juni 2010)
5. Susu Lactogen 1 (MD.819413370001, exp Mei 2010)
6. SGM Tahap 1 (MD.810412270001, exp Januari 2011)
7. Vitalac BL (MD.809010195008, exp Desember 2010)
8. Susu SGM 1 (MD.810412270001, exp November 2010)
9. SGM 1 (MD.810412270001, exp Juni 2010)
10. Vitalac 1 (MD.810412259001, exp Desember 2010)
11. SGM Tahap 1 (MD 810412270001, exp Februari 2010)
  • Tahun 2010
1. Anmum Infacare (ML.510406002076, exp Desember 2011)
2. Frissian Flag 1 (MD.810409118005, exp Juli 2011)
3. Frissian Flag Tahap 2 (MD.810309117005, exp Desember 2011)
4. Frissian Flag 123 Madu (MD.807009128005, exp Agustus 2011)
5. Frissian Flag Tahap 1 (MD.810409118005, exp Februari 2012)
6. Frissian Flag Tahap 2 (MD.810309117005, exp Maret 2012)
7. Frissian Flag Tahap 1 (MD.8100409118005, exp Mei 2012)
8. Frissian Flag (MD.810409118005, exp Juli 2012)
9. Frissian Flag 2 (MD.810309117005, exp Desember 2011)
10. Frisian Flag Tahap I (MD.810409118005,exp 2011)
11. Frisian Flag Tahap I (MD.810409118005, exp Oktober 2010)
12. Fresian Flag Coklat (MD.805309148005)
13. Frisian Glag Madu (MD.805309152005)
14. Sun baby Tomat Wortel (MD 810110042188, exp Desember 2011)
15. Bubur Bayi Sun Sari Buah 6 Bulan (MD 810110042188,exp 12 Maret 2012)
16. SUN Beras Merah (MD 810110030188, exp Mei 2012)
17. Indomilk Coklat Instant (MD.805309086015, ekp Mei 2012)
18. Indomilk Full Cream (MD.805309085015, exp Mei 2012)
19. Indomilk Susu Bubuk Full Cream (MD.805309087015)
20. Morinaga BMT Platinum 0-6 Bulan (MD 510410016989, exp 28 Desember 2011)
21. Chilmil (MD.810310020989, exp 4 Maret 2011)
22. BMT Motinaga (MD.810410019989, exp Mei 2011)
23. Morinaga BMT Platinum (MD.510410016989, exp Desember 2011)
24. Enfamil (ML.810411076019, exp Maret 2011)
25. Enfamil (ML.810411076019, exp Maret 2011)
26. Lactona (MD.810412070003, exp November 2011)
27. Lactogen 2 (MD 810313376001, exp Maret 2011)
28. Lactogen 2 (MD 810313376001, exp Maret 2011)
29. Dancow 1+ Rasa Madu (MD 807013337001, exp Mei 2011)
30. Dancow Nutrigold 1+ (MD 807013372001, exp Juli 2011)
31. Lactogen Gold 1 (MD 810413370001, exp Juli 2011)
32. Dancow Full Cream Milk Powder (MD 805313199001, exp November 2011)
33. Lactogen Gold 2 (MD 810313369001, exp Juli 2011)
34. Lactogen Susu Formula Lanjutan (MD 810313369001, exp April 2011)
35. NAN Nestle HA 1 (ML 510412013040, exp Maret 2010)
36. AL 110 Nestle (ML 50702004079, exp Maret 2012)
37. Lactogen 2 (MD 810313369001, exp April 2011)
38. Lactogen 2 (MD 810313369001, exp Feb 2011)
40. Lactogen 1 (MD 810413370001, exp April 2011)
41. Lactogen Gold 2 (MD 810313369001, exp Mei 2011)
42. Lactogen 2 (MD 810313369001 exp Juni 2011)
43 Lactogen Susu Formula 2 Lanjutan (MD 810313369001, exp Juni 2012)
44. Lactogen Gold 1 (MD 810413370001, exp Mei 2011)
45. Nestle Lactogen 1 (MD 810413370001, exp Januari 2011)
46 Nestle Lactogen 1 (MD 810413370001)
47 Cerelac Nestle (ML 810101001341, exp Maret 2011)
48. Cerelac Beras Merah (ML 8101011017145, exp Mei 2011)
49. Bimbi Susu Formula Bayi (MD 810413009417, exp Maret 2012)
50. Bimbi Susu Formula Bayi (MD 810413009417, exp Juni 2011)
51. Nutrilon Hypo-allergenic (ML 510402009035, exp November 2011)
52. Anlene Actifit Vanilla (MD 808509391040)
53. Bebelac susu formula (MD 810409335040, exp April 2011)
54. Nutrilon I (MD 810409288040, exp April 2011)
55. SGM 1 (MD 810412270001, exp Januari 2012)
56. Vitalac 1 (MD 810412259001, exp Juni 2011)
57. Vitalac (MD 814012259001)
58. SGM 1 (MD 810412270001, exp Oktober 2011)
59. SGM Prenutrisi (MD 810412270001, exp Desember 2011)
60. SGM Prenutrisi 0-6 Bulan (MD 810412270001, exp April 2012)
61. SGM (MD 810412270001, exp Mei 2012)
62. SGM Prenutrisi 2 Lanjutan (MD 810312271001)
63. Vitalac Susu Formula Bayi (MD 810412259001, exp Maret 2012)
64. SGM BBLR (MD 81021094008, exp Februari 2012)
65. Vitalac (MD 810412259001)
66. SGM (MD 809012327001, exp Maret 2012)
67. SGM Prenutrisi 1 (MD 810412270001)
68. SGM 1 (MD 810412270001, exp Desember 2011)
69. SGM Presinutri (MD 810412270001, exp Oktober 2011)
70. SGM 2 (MD 810312271001, exp 1 November 2012)
71. SGM 1 (MD 810412270001, exp 1 Januari 2012)
72. SGM Presinutri 3 (MD 810312271001, exp April 2012)
73. SGM 4 Rasa Madu (MD 807012263001, exp April 2012)
74. SGM 3 Eksplor Rasa Vanilla (MD 807012266001, exp Mei 2012)
75. SGM Prenutrisi 1 (MD 810412270001, exp Juni 2012)
76. SGM LLM (MD 809012327001, exp Mei 2012)
77. SGM BBLR (MD 810412328001, exp Maret 2012)
78. SGM 2 (MD 810312271001, exp Desember 2011)
79. Vitalac 2 (MD 810312260001, exp Desember 2011)
80. SGM Presinutri 1 (MD 810412270001, exp Januari 2011)
81. SGM Presinutri (MD 810412270001, exp Februari 2011)
82. SGM Presinutri (MD 810412270001, exp Maret 2011)
83. Vitalac 1 (MD 810412259001, exp Agustus 2011)
84. SGM Presinutri 1 (MD 810412270001, exp Desember 2011)
85. SGM LLM (MD 809012327001, exp Januari 2012)
86. Nutricia Bebelac 1 (MD 255610214112)
87 .SGM BBLR (MD 810210194008, exp September 2011)
88. SGM 2 (MD 810312271001, exp Desember 2011)
89. Vitalac Bebas Lactosa (MD 809010195008, exp Februari 2012)
90 Vitalac (MD 810310190008, exp Mei 2011)
91. SGM BBLR (MD 810210194008, exp Januari 2012)
92. SGM BBLR (MD 810210194008, exp Januari 2012)
93. S-26 Tahap 1 (MD 8810417018124)
94. S-26 Gold (ML 510417001245)
95. S-26 Tahap 1 (ML 810417013124, exp Juni 2011)
96. Lactona (MD 810412070003, exp Oktober 2011)
97. S-26 Tahap 1 (ML 810417018124, exp Juni 2011)
98. S-26 Gold Tahap 1 (ML 510417001245, exp Januari 2012)
99. S-26 (ML 810417018124, exp Februari 2011)
  • Tahun 2011 (sampai Februari)
1. Bimbi Lola Rendah Laktose (MD 810413009417)
2. Neosure (ML 510415007019)
3. Enfamil A+ (ML 810411066019)
4. Pre NAN (ML 510202002079)
5. NAN 1 (ML 510402003079)
7. Morinaga BMT (MD 810410019989)
8. Lactogen Gold (MD 810413370001)
9. Nutricia Nutrilon Royal (MD 810409408040)
10. Nutricia Nutrilon (MD 810409288040)
11. Bebelac 1 (MD 810409335040)
12. SGM BBLR (MD 810412328001)
13. Vitalac Step 1 (MD 810412259001)
14. SGM LLM (MD 809012327001)
15. Susu Formula Bayi Bimbi 1 (MD 8091213010417, exp Desember 2012)
16. Susu Bimbi Lola (MD 809213010417, exp Februari 2011)
17 .Susu Formula Bayi SGM Prenutrisi (MD 810412270001, exp Desember 2012.
18. S-26 (ML 810417018124)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp