Penyair dan pengamat sastra asal Australia, Ian Campbell, menyebut Soska karya Cecep Syamsul Hari sebagai ficto-criticism . Sedangkan Dr. Sumiyadi, M.Hum., dosen bahasa dan sastra Indonesia di FPBS UPI menyebut Soska sebagai meta-novel.
Meskipun banyak yang berpandangan bahwa Soska adalah novel bertendensi politik yang mengusung semangat surealisme dengan latar belakang era Orde Baru, pengarangnya sendiri menganggap Soska adalah novel cinta. 5
0 comments:
Post a Comment