Sunday, February 20, 2011

Tetralogi Novel Laskar Pelangi


Browse » Home » » Tetralogi Novel Laskar Pelangi

1. Novel Tetralogi Laskar Pelangi #1: Laskar Pelangi

Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah.

Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita. Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya.

Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia: pendidika. Saya sangat mengagumi novel Laskar Pelangi karya Mas Andrea Hirata. Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan.
"Novel ini menunjukkan pada kita] bahwa pendidikan adalah memberikan hati kita kepada anak-anak, bukan sekadar memberikan instruksi atau komando, dan bahwa setiap anak memiliki potensi unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang di masa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya." (Kak Seto - Ketua Komnas Perlindungan Anak) 

Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang menjawab inti pertanyaan kita tentang hubungan-hubungan antara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan." (Sapardi Djoko Darmono - Sastrawan dan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI) 

"Di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentang sekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit, maka buku ini adalah pilihan yang menarik. Buku ini ditulis dalam semangat realis kehidupan sekolah, sebuah dunia tak tersentuh, sebuah semangat bersama untuk survive dalam semangat humanis yang menyentuh." (Garin Nugroho Sineas) Cerita Laskar Pelangi sangat inspiratif.
"Andrea menulis sebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yang selalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan." (Arwin Rasyid - Dirut Telkom dan dosen FEUI). 
"Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang dunia pendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, [yang] dituturkan secara indah dan cerdas. Pada dasarnya kemiskinan tidak berkorelasi langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Sebagai penyakit sosial kemiskinan harus diperangi dengn metode pendidikan yang tepat guna. Dalam hubungan itu hendaknya semua pihak berpartisipasi aktif sehingga terbangun sebuah monumen kebajikan di tengah arogansi uang dan kekuasaan materi." (Korrie Layun Rampan - Sastrawan dan Ketua Komisi I DPRD Kutai Barat)

2. Novel Tetralogi Laskar Pelangi #2: Sang Pemimpi

Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat Anda percaya kepada Tuhan. Andrea akan membawa Anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana Anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa Anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai Anda. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini: Arai dan Ikal akan menuntun Anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar Anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar Anda menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan Anda sendiri.  

"Sang Pemimpi" memang sesuai dengan judulnya buku ini telah membangkitkan sang pemimpi yang lain yang telah tertidur dalam diriku. Sosok seorang Arai yang tidak mengenal putus asa dan selalu mempunyai ide-ide gila yang bisa membuat orang lain berpikir lain tentang dirinya. “Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai. Itulah kata-kata yang telah membuat saya menjadi bersemangat dalam menjalani hidup ini. Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat Anda percaya kepada Tuhan. Jalinan kisah yang dibangun secara apik oleh sang penulis serasa membius kita untuk mengenal tanah Belitong, kehidupan anak melayu pulau yang memaknai kesengsaraan dalam kehidupan dengan keteguhan bekerja dan merajut impian. Tak lupa sang penulis juga memberikan bumbu-bumbu asmara yang cukup menghibur dan terkadang menggelikan serta dibalut aura keteguhan dalam sosok Arai yang pantang menyerah. Sementara kegelian lain dihadirkan pula dalam sosok Jimbron yang lemah, lugu, unik namun setia kawan. Tokoh sentral dalam cerita ini, si Ikal, menyajikan karakter yang manusiawi, yang berusaha untuk survive dan bangkit di tengah keterpurukannya, yang belajar dari segala sesuatu di sekelilingnya, dan yang tak segan memberikan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya. Sungguh banyak pelajaran positif yang bisa kita ambil dari buku ini. Apabila saya masih berusia belasan tahun dan sedang di bangku sekolah, niscaya buku ini akan memberikan kekuatan ekstra yang membangkitkan potensi terdalam guna meraih kesuksesan. Andrea Hirata Seman adalah si Ikal yang diceritakan dalam buku ini. Ia berpendidikan S1 dari Universitas Indonesia dan S2 dari Sheffield Hallam University (SHU), Inggris. Ia sempat melakukan riset di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan risetnya itu, yang juga dikisahkan dalam buku ini, mendapat penghargaan khusus dari SHU. Hasil riset tersebut telah ditulis Andrea dalam buku berbahasa Inggris dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Andrea lahir di Belitong dan sampai saat ini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom di Bandung. Salut kepada sang penulis yang telah menghadirkan buku-buku yang penuh jalinan kisah bermanfaat, inspiratif dan membangkitkan ini. Terutama buku Sang Pemimpi yang mungkin telah menjadi ladang inspirasi bagi ribuan pelajar dalam meretas harapan dan cita-citanya.

Kita tak kan pernah mendahului nasib! teriak Arai. Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi! 

Novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi ini bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai di Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Prancis, Ikal dan Arai, mengalami banyak kejadian yang orang biasa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama sekali dengan peradaban yang selama ini mereka pahami sebagai orang Indonesia, khususnya Melayu.

Di dalam buku ini juga Ikal dan Arai kembali menuai karma akibat kenakalan-kenalan yang pernah mereka lakukan semasa kecil dan remaja dulu. Pembaca akan dibawa ke dalam petualangan mereka menyusuri Eropa dengan berbagai pengalaman yang mencengangkan, mencekam, membuat terbahak, sekaligus berurai air mata.

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!

Novel ini kian meneguhkan kehadiran tetralogi Laskar Pelangi sebagai karya unggul yang pasti disukai pembaca.

Buku Andrea Hirata yang terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini bercerita tentang kehidupan Ikal di kampung halamannya sepulang dari Soborne.

Dengan membawa kerinduan mendalam kepada ayah yang sangat dikagumi dan dicintainya, Ikal menumpang kapal yang jauh dari nyaman dan aman dari Jakarta menuju pulau Belitong. Ikal kembali pada kehidupan lamanya sebagai warga Belitong yang mayoritas terpuruk setelah pabrik timah di Belitong gulung tikar. Dimana mana ditemukan kemiskinan dan keterpurukan. Bukan hal baru sebenarnya buat Ikal, karena ia dibesarkan disana dan tumbuh dalam strata terendah masyarakat Belitong. Namun karena ia baru saja menghabiskan beberapa tahun di luar negeri, dimana semua serba tertata dan indah, kembali kedesa membawa kepedihan sendiri dihatinya. Apalagi sepulang dari pendidikan di luar negeri, tidak mudah bagi Ikal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sindiran ibunya untuk segera bekerja dan menikah kadang membuat Ikal gerah.  Dalam bab-bab terakhir diceritakan, karena ingin mengumpulkan uang untuk membeli kapal guna menemukan A Ling, cinta pertamanya, Ikal rela menjadi kuli dan bekerja apa saja tapi hasil yang didapatkannya tidak memadai.

Dibuka dengan cerita tentang penyambutan kedatangan seorang dokter gigi yang baru lulus dan ditempatkan di kampung Ikal. Wanita muda yang sebenarnya anak orang kaya dan bisa hidup nyaman kalau ia berkehendak, mau saja ditempatkan didaerah terbelakang karena idealismenya ingin mengabdikan hidupnya kepada masyarakat. Namun pada kenyataannya berbulan bulan ia buka praktek, tapi tak seorang wargapun mau memeriksakan giginya, walaupun kepala kampung Karmun sudah berusaha menarik, memaksa, bahkan mengancam warganya untuk datang. Warga justru lebih suka berobat ke dukun gigi dengan alasan yang sederhana 'mulut sama dengan kelamin, kalau bukan muhrimnya tidak boleh melihat'. Sang dukun gigi, andalan orang kampung bisa mengobati gigi dengan magic, tanpa membuka mulutpun penyakit bisa sembuh.  Warga Belitong, yang menghabiskan waktu senggangnya dengan 'cangkrukan' di warung kopi, dan berbual bual, sangat menyukai taruhan.  Dan Ikal pun sempat menjadi bahan taruhan dan karena Ikal takut diberi julukan yang aneh aneh oleh warga desanya, iapun semakin bersemangat dalam mewujudkan cita citanya.

Kemudian, diceritakan bahwa suatu hari nelayan Belitong menemukan 2 jenasah yang terapung di air dengan badan bertatoo kupu kupu yang menurut kisah warga adalah tatoo khusus satu marga, yaitu marga A Ling. Jenasah orang orang ini dipercaya tewas dalam upaya melarikan diri melewati pulau Batuan, pulau yang dikuasai perampok bengis. Ikal seolah mendapat semangat baru untuk bertemu A Ling, yang dalam novel2 sebelumnya pergi tanpa jejak. Satu satunya cara untuk mencari A Ling adalah dengan naik kapal ke pulau Batuan. Namun tidak seorang nelayan atau pemilik kapalpun yang mau mengantar atau meminjamkan kapalnya kepada Ikal karena mereka takut pada cerita yang beredar tentang kekejaman perampok dan susahnya jalan menuju kesana. Jangankan menemukan A Ling, bisa bisa malah pulang tinggal nyawa. Ikal, seperti biasa, dibantu oleh para Laskar Pelangi yang kini telah tumbuh dewasa dengan profesi beragam, tidak surut oleh kecaman dan cemooh masyarakat. Dengan bermodal uang dan pengetahuan tentang membuat kapal yang sangat terbatas akhirnya Ikal berhasil membuat sebuah kapal dan berangkat bersama Mahar (yang telah menjadi dukun sakti), dan 2 orang lainnya. Mereka ber empat punya misi sendiri sendiri.

Singkat cerita, mimpi Ikal menjadi kenyataan. Berkat kerja sama, ketabahan dan tekad yang kuat, Ikal menemukan A Ling. Kisah cinta dua mahluk yang diceritakan dengan lembut tanpa kesan vulgar ini benar benar mengharukan. Cinta tidak diumbar dalam kata kata yang membabi buta. Tapi terasa manis dan tulus.

Sepulang dari mencari sang belahan jiwa, Ikal dihadapkan pada masalah baru. Ketua kampung Karmun memaksanya ke dokter gigi karena gigi bungsu Ikal yang tumbuh tidak sempurna menjadi masalah yang menyakitkan. Ikal boleh tahan bekerja sebagai kuli yang meremukkan tubuh, boleh tahan dengan semua masalah selama hidupnya, tapi ternyata Ikal tidak tahan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia kedokteran akibat trauma masa kecil. Kedatangan pak Karmun yang terakhir ke rumah Ikal untuk membujuknya pergi kedokter gigi (sebagai pasien pertama) akhirnya berhasil. Tapi pada hari H, pencabutan gigi bungsu Ikal menjadi tontonan menarik bagi seluruh warga kampung bahkan sampai mendatangkan media cetak dan radio. 

Maryamah Karpov justru tidak banyak bercerita tentang makcik Maryamah yang jago main catur seperti Karpov. Namun semangat dan keberanian untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi yang paling gila sekalipun  yang  menjadi inti novel ini. Dengan pengetahuan yang luas, humor cerdas, susunan kalimat demi kalimat yang kental dengan filosofi Melayu,  jalinan cerita mengalir dengan lancar, terarah dan kemampuan Andrea Hirata meramu cerita, pasti membuat pembaca merasa 'kenyang' dan puas.  Cara Andrea Hirata membuat novel novelnya jauh berbeda dengan para penulis Indonesia muda lain yang selalu menyertakan kemewahan, cinta dan cemburu yang berlebihan dan fantasi fantasi yang tidak membumi. Andrea menulis dengan sederhana, lugu, lucu tapi mengharukan. Ada setia kawan, ada kepatuhan dan hormat kepada orang tua, ada pembangkangan, kebandelan, kekonyolan dan segala hal lain yang membuat novel ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.Bagaimana akhir cerita A Ling dan Ikal?? 

Profil Singkat Andrea Hirata
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia amat menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi--dan tentu saja sastra. 

Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi dari Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite' de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. 

Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. 

Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom. Hobinya naik komidi putar.
  • Biodata singkat: Nama : Andrea Hirata Seman Said Harun
  • Tanggal lahir : 24 Oktober
  • Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia S2 Universite de Paris Sorbonne (Perancis) dan Sheffield Hallam University (Inggris).
  • Pekerjaan : Staf PT Telkom, Bandung
Download Buku Dwilogi Padang Bulan: klik disini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp