Wednesday, November 11, 2009

Penyebab Resistensi Antibiotik


Browse » Home » » Penyebab Resistensi Antibiotik

img
Istilah antibiotik sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Kebanyakan dokter selalu meresepkan antibiotik kepada pasiennya. Menghabiskan antibiotik adalah keharusan jika tidak mau tubuh Anda menolaknya.

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, misalnya infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, infeksi tulang, infeksi kulit dan kelamin, dan lainnya.

Salah satu bahaya jika meminum antibiotik sembarangan adalah resistensi antibiotik. Artinya antibiotik tidak mempan lagi digunakan untuk mengatasi infeksi.

Contohnya begini, jika dulu minum amoksisilin bisa digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernafasan, jika terjadi resistensi, maka sekarang amoksisilin tidak dapat mengatasi infeksi saluran pernafasan.

Sebab-sebab Resistensi Antibiotik antara lain:
1. Antibiotik yang digunakan tidak tepat dengan indikasi penyakit
2. Aturan pakai yang tidak tepat, harusnya diminum 3 kali sehari, hanya diminum 1 kali sehari
3. Antibiotik tidak dihabiskan sesuai anjuran dokter.

Antibiotik termasuk kelompok obat keras yang penggunaannya harus berdasarkan resep dokter dan diawasi penggunaannya oleh dokter.

Jenis antibiotika sudah sangat beragam, misalnya antibiotik beta-lactam, termasuk didalamnya antibiotik sejuta umat Amoxicillin, Ampicillin, Sefalosporin, dll. Kemudian antibitik aminoglikosida, antibiotik kloramfenikol, antibiotik makrolida, antibiotik quinolon, antibiotik tetrasiklin, dan lain-lain.

Pilihan antibiotik apa yang tepat dengan penyakit pasien, tentunya harus berdasarkan diagnosa yang tepat dari dokter, sehingga dengan tepat diagnosa maka tepat pula pilihan antibiotiknya.

Jadi jangan asal meminum antibiotik tanpa resep dokter, akibatnya dapat terjadi risiko efek samping obat, alergi obat dan risiko resistensi antibiotik.



Mekanisme Resistensi Antibiotik:
  • Perubahan permeabilitas
    Antibiotik tidak dapat mencapai lokasi target yang dikehendaki. Keadaan ini berhubungan dengan penurunan permea- bilitas dinding mikroorganisme terhadap antibiotik. Perubahan permeabilitas berhubungan dengan perubahan reseptor permu- kaan sel sehingga antibiotik kehilangan kemampuan untuk melakukan transportasi aktif guna melewati membran sel, dan akhirnya terjadi perubahan struktur dinding sel yang tidakspesifik. Sebagai contoh mekanisme ini terjadi pada Gram negatif. Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan lipid pada membran luar dinding sel, membran luar tersebut terdiri dari protein porin yang berbentuk saluran, penuh berisi air. Perubahan yang terjadi pada porin akan menyebabkan pe- nurunan permeabilitas terhadap antibiotik tertentu, misalnya golongan beta laktam.
  • Proses inaktifasi oleh enzim
    Organisme patogen memacu terjadinya mekanisme bio- kimia, melalui proses enzimatik yang berperan mengurangi atau mengeliminasi antibiotik. Pada mikroorganisme yang telah mengalami mutasi, terjadi peningkatan aktifitas enzim atau terjadi mekanisme baru sehingga obat menjadi tidak aktif. Contoh, adanya b-laktamase menyebabkan penisilin dan sefalosporin menjadi in-aktif, enzim asetilase menyebabkan golongan aminoglikosid tidak aktif melalui mekanisme fosfori- lasi, adenilasi, atau asetilasi. Modifikasi biokimia antibiotik oleh enzim bakteri merupakan suatu masalah yang sangat serius dalam pengobatan antibiotik dan kemoterapi. 
  • Modifikasi lokasi reseptor sel target
    Melalui mekanisme biokimiawi yang menyebabkan ikatan antara antibiotik dengan mikroorganisme tidak berlangsung lama, interaksi antara obat dengan sel target tidak terjadi. Pada mikroorganisme yang telah mengalami mutasi, perubahan bio- kimiawi ini terjadi selama fase pengobatan pasien. Contoh, resistensi yang terjadi pada pengobatan eritromisin, klinda- misin, dan streptomisin. 
  • Peningkatan sintesis metabolit yang bersifat antagonis
    Peningkatan kemampuan mikroba untuk membuat zat metabolit esensial yang bersifat antagonis terhadap antibiotik, dapat memutuskan kerja antibiotik. Sebagai contoh terjadinya resistensi terhadap kloramifenikol, trimetropim disebabkan oleh plasmid mediated. Sampai saat ini baru diketahui empat faktor tersebut di atas yang dapat memutuskan kerja antibiotik, yang selanjutnya dapat menyebabkan resistensi; masih terdapat faktor fisiologi dari mikroorganisme, tetapi hanya sedikit berpengaruh yaitu replikasi genetik sel (transcription, translocation). Info lebih lanjut klik disini.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai resistensi antibiotik:
  • Apa yang Dapat Saya Lakukan untuk Menghadapi Resistensi Antibiotik?
    Jagalah kebersihan! Dengan sering-sering mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air, anda membantu mencegah terjadinya penyakit dan karena itu kebutuhan akan antibiotik  dapat dikurangi. Sebagai tambahah, dengan memasak daging hingga matang dan membersihkan bahan makanan sebelum dimasak Anda akan membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh makanan. Selain itu, Anda juga harus minum antibiotik hanya pada saat diperlukan. 
  • Apakah penggunaan zat antibakteri, seperti sabun antibakteri, merupakan satu solusi?

    Pada beberapa institusi seperti rumah sakit dan panti-panti perawatan, zat-zat ini sangat bermanfaat dan patut untuk digunakan dibawah pengawasan yang ketat untuk tujuan-tujuan yang spesifik. Namun demikian, ada beberapa kekhawatiran mengenai antibakteri yang dapat menimbulkan resistensi antibiotik, (lihat Zat-zat antibakteri untuk informasi lebih lanjut) dan kegunaan zat-zat tersebut untuk masyarakat umum belum terbukti manfaatnya.
  • Apakah ada peraturan penggunaan antibiotik?

    Beberapa institusi, seperti rumah sakit, memiliki Panduan Kebijakan Penggunaan Antibiotik dan komite peninjau penggunaan antibiotik, untuk memastikan bahwa penggunaan antibiotik dalam institusi mereka dalam cukup rasional dan tidak menyebabkan timbulnya masalah antibiotik resisten.
    Setiap negara memiliki kebijakan pemerintahan yang berbeda-beda soal antibiotik. Pada beberapa negara, antibiotik dapat dibeli secara bebas, artinya, antibiotik tersebut dapat dibeli tanpa resep dokter. Di beberapa negara yang lain dibutuhkan sebuah resep dari dokter sebelum seorang pasien diijinkan untuk membeli antibiotik, meskipun peraturan ini tidak selalu dijalankan. Antibiotik juga dijual melalui internet, sebuah mekanisme perdagangan yang hanya sedikit campur tangan dari pemerintah yang dapat menjangkau lintas perbatasan negara.
    Lebih jauh lagi, makanan hewan (hewan yang diternakkan untuk dikonsumsi oleh manusia) seringkali dibubuhi antibiotik dalam dosis kecil, dengan jangka panjang untuk memercepat terjadinya pertumbuhan. Antibiotik seperti ini mewakili porsi terbesar dari total penggunaan antibiotik di dunia industri. Pemerintah di beberapa negara membatasi jenis-jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk makanan hewan, dengan tujuan untuk menjaga agar penggunaan antibiotik paling kuat hanya untuk mengobati penyakit manusia.
  • Apakah ada tindakan internasional dalam menghadapi masalah resistensi antibiotik? 

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki kekhawatiran mendalam mengenai peningkatan jumlah resistensi bakteri di semua wilayah di dunia. Untuk menciptakan koordinasi secara global, WHO mengeluarkan Global Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance (Strategi global untuk menahan peningkatan resistenati antimikroba), sebuah dokumen yang ditujukan pada para pembuat kebijakan yang mendesak pemerintah di berbagai negara untuk melakukan tindakan yang dapat membantu menahan terjadinya resistensi antibiotik.

    Negara-negara berkembang perlu memfokuskan diri pada menghapuskan akses tidak terkontrol terhadap antibiotik dan tindakan-tindakan pencegahan seperti memerbaiki sanitasi, begitu juga tindakan sering mencuci tangan, dapat memastikan bahwa orang akan lebih jarang sakit, dan karena itu hanya akan menulasrkan lebih sedikit infeksi yang resisten pada orang lain.

    Negara-negara industri perlu memfokuskan diri pada tindakan-tindakan pencegahan seperti sering mencuci tangan dan membatasi penggunaan antibakteri, membangun lebih banyak vaksin yang dapat mencegah populasi tertentu yang rentan terhadap penyakit seperti anak-anak, mengendalikan bakteri multi-resisten di dalam rumah sakit dan komunitas tertentu, dan mengurangi penggunaan antibiotik pada peternakan hewan dan agrikultura.


    Para ahli sepakat bahwa suatu sistem global yang berfungsi untuk menelusuri resistensi antibiotik sangat dibutuhkan. Sistem ini dapat berfungsi sebagai suatu indikator untuk mengenali titik-titik resistensi dan trend tindakan yang dapat menjelaskan pada kita apakah program edukasi kita atau solusi lain yang telah kita terapkan menghasilkan efek positif.
  • Apakah efektivitas antibiotik yang ada saat ini dapat tetap dipertahankan?

    Untuk tetap menjaga potensi antibiotik yang ada saat ini, semua penggunaan antibiotik harus dikurangi. Dokter, petugas farmasi, dan masyarakat secara umum harus menghindari penggunaan obat-obatan yang sangat berharga ini secara sembarangan. Antibiotik harus diresepkan hanya untuk infeksi bakteri dan dalam dosis yang tepat selama jangka waktu yang benar. Obat-obatan dengan Spektrum yang sempit harus menjadi pilihan bagi para dokter bila mungkin untuk menghindari penghancuran populasi bakteri yang menguntungkan bersamaan dengan bakteri yang merugikan. Sebagai tambahan, penggunaan antibiotik bukan untuk tujuan pengobatan pada hewan ternak dan agrikultura harus dihentikan.
  • Apakah ada antibiotik baru yang dapat ditemukan?
    Timbulnya epidemi bakteri resisten telah menimbulkan minat bar untuk menemukan antibiotik yang lain. Namun, proses untuk memroduksi sebuah antibiotik baru sangatlah panjang dan mahal, membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun dan biaya sebesar 300 juta dolar untuk melempar antibiotik baru ke pasar. Banyak usaha dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru di dalam jamur atau tanah menghasilkan suatu persenyawaan yang sama atau sangat mirip dengan antibiotik-antibiotik yang sudah ditemukan. Oleh karena itu, resistensi pada akhirnya akan terjadi pada antibiotik-antibiotik yang baru ini. Penggunaan antibiotik terbaru dalam jumlah besar dapat menyebabkan timbulnya resistensi dalam waktu hanya dua tahun. Meskipun demikian, para ahli masih berusaha untuk membuat antibiotik-antibiotik baru dengan mencari di tempat-tempat yang tidak biasa seperti pada bakteri yang tinggal jauh di bawah permukaan bumi, di kulit katak dan di beberapa serangga tertentu.
  • Dapatkah resistensi antibiotik diatasi? 
    Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk memerangi resistensi antibiotik adalah dengan menguatkan efek dari antibiotik yang ada dengan cara memodifikasinya sehingga enzim-enzim bakteri yang menyebabkan terjadinya resistensi tidak dapat menyerang bakteri tersebut. Sebagai alternatif, ada molekul-molekul yang dijadikan "umpan" yang digunakan secara bersamaan dengan antibiotik tersebut, sehingga enzim resistensi yang ada pada bakteri menyerang molekul umpan tadi bukan antibiotiknya sendiri. Molekul umpan seperti clavulanic acid (asam klavulanat) atau sulbactam (sulbaktam) sebelumnya sudah digunakan untuk menutup enzim beta-lactamase yang menghancurkan obat-obatannya yang berada dalam keluarga penisilin.

    Pendekatan lain untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik adalah dengan menginterfensi mekanisme yang menyebabkan terjadinya resistensi, bukan dengan berusaha untuk membunuh bakteri tersebut. Contoh, menginterfensi dengan duplikasi atau memindahkan materi genetik suatu bakteri akan menghilangkan transfer gen-gen resisten antar bakteri.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


1 comments:

Amink on November 16, 2009 at 6:37 AM said...

Kunjungan perdana sobat...

salam kenal

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp