Friday, April 8, 2011

Awas!!! Kertas Struk Belanja Picu Kanker!


Browse » Home » » Awas!!! Kertas Struk Belanja Picu Kanker!

Ancaman bahan beracun dalam bahan plastik yang dikenal dengan BPA (Bisphenol-A) terus berlanjut. Jika dulu yang diwaspadai hanya botol susu dan botol minuman, kini ancaman BPA juga terdapat pada struk belanja/pembayaran.

Studi terbaru menemukan bahwa struk belanja mengandung kadar bisphenol A (BPA) yang tinggi. Dalam penelitian terbaru ini baru pada kertas struk belanja di negara Amerika, namun diduga di negara lain pun tidak jauh berbeda. Tim dari AS menguji struk belanja yang terbuat dari kertas termal yang dikumpulkan dari 22 pusat belanja dan kafe di Amerika. Peneliti menemukan separuh dari kertas tersebut mengandung kadar BPA dalam jumlah besar. BPA yang digunakan ini untuk membuat tinta agar terlihat pada struk belanja termal.

Zat kimia yang menyerupai hormon estrogen pada perempuan ini diketahui dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan, terutama untuk anak-anak muda. Jika seseorang memegang kertas tersebut selama 10 detik, maka akan memindahkan 2,5 mikrogram BPA dari kertas ke jari seseorang. Sedangkan jika menggosoknya akan meningkatkan jumlah BPA yang berpindah ke jari sekitar 15 kali lipat.

Peneliti mengungkapkan sejak BPA ditemukan pada lapisan tepung dalam kertas termal, ilmuwan telah menemukan pula kandungan BPA di dalam objek-objek lainnya. BPA masih banyak digunakan dalam botol air plastik, kaleng minuman ringan, kasus telepon seluler dan juga komputer. Sementara peneliti dari Washington Toxics Coalition and Safer Chemicals menemukan bahan kimia pada 21-22 kertas tagihan yang diuji, meskipun kandungannya dalam tingkat yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan struk belanja. Lebih dari 130 penelitian selama dekade terakhir menunjukkan tingkat BPA yang tinggi berhubungan terhadap masalah kesehatan serius, termasuk kanker payudara, obesitas dan pubertas dini.

Pada November 2010, Uni Eropa telah memberikan larangan penggunaan BPA dalam botol susu bayi. Karena hasil studi dari hewan uji menunjukkan zat tersebut mempengaruhi perkembangan saraf dan perilaku tikus laboratorium jika terpapar BPA saat masih di kandungan atau di awal kehidupannya. Sedangkan negara pertama yang melarang pemakaian BPA adalah Kanada. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan hubungan antara paparan BPA yang rendah dengan masalah kesehatan yang merugikan.

Peneliti WHO menemukan kandungan BPA yang ditemukan dalam urine seseorang memiliki kadar yang relatif sama dengan BPA yang masuk ke tubuhnya. Artinya sebagian besar atau mungkin bahkan semuanya bisa diekskresikan atau dikeluarkan secara alamiah dari dalam tubuh. Untuk itu diperlukan aturan hukum yang kuat mengenai penggunaan bahan kimia tersebut dalam struk belanja, tagihan dan banyak produk lainnya.

Banyak yang sepakat bahwa kandungan Bisphenol-A (BPA) pada plastik dan kertas thermal bisa memicu kanker. Kabar baiknya, WHO menyatakan senyawa ini tidak terakulumasi dalam tubuh tetapi bisa dibuang lewat urine. Pernyataan itu dibuat setelah para pakar menelusuri berbagai penelitian tentang dampak BPA terhadap kesehatan.

Dari penelusuran tersebut, para pakar mendapati bahwa BPA yang ditemukan dalam urine seseorang memiliki kadar yang relatif sama dengan BPA yang masuk me tubuhnya. Artinya sebagia n besar atau mungkin bahkan semuanya bisa diekskresikan atau dikeluarkan secara alamiah dari dalam tubuh. Meski begitu, WHO juga menyatakan bebagai penelitian telah membuktikan bahwa dalam kadar yang rendah sekalipun BPA bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan. Di antaranya dapat memicu kanker payudara, obesitas, pubertas dini, impotensi dan gangguan kesehatan lainnya.

Beberapa waktu yang lalu, WHO bersama-sama dengan organisasi pangan dunia (FAO) dan PBB menegaskan keyakinan banyak orang tentang bahaya BPA pada plastik dan kertas thermal. Sementara pada Oktober 2010, Kanada menjadi negara pertama yang menyatakan BPA sebagai senyawa beracun. Dibanding negara lain di Amerika dan Eropa, Kanada terbilang paling memberikan perhatian terhadap isu BPA. Bahkan sejak tahun 2008, negara ini telah melarang penggunaan bahan kimia tersebut pada botol minum untuk bayi. BPA merupakan polimer khusus yang digunakan untuk membuat epoxy resin. Bahan ini banyak digunakan sebagai pelapis dalam produksi kemasan makanan kaleng, botol air minum, kertas thermal, alat kesehatan maupun berbagai aksesoris mobile.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp