Tuesday, March 15, 2011

Bahaya Paparan Sindrom Radiasi Akut


Browse » Home » » Bahaya Paparan Sindrom Radiasi Akut

Tanda-tanda orang terkena radiasi tidak selalu muncul belakangan, ada juga yang bisa dikenali saat itu juga terutama jika tingkat radiasinya cukup tinggi. Gejalanya bervariasi mulai dari kulit kering, mual-muntah hingga tewas seketika. Berbagai gejala yang muncul tidak lama setelah terkena radiasi disebut Acute Radiation Syndrome (ARS). Makin tinggi tingkat radiasinya, makin cepat efeknya muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar juga peluangnya untuk menyebabkan kematian. 

Sindrom semacam ini banyak dialami oleh korban pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 dan tragedi Chernobyl tahun 1986. Pasalnya tingkat radiasi yang dilepaskan dalam peristiwa tersebut sangat tinggi sehingga memicu gejala yang sifatnya akut. Dalam tragedi Chernobyl tahun 1986, sedikitnya 134 pekerja dan petugas pemadam kebakaran terpapar radiasi sebesar 80-1.600 rem. Dari jumlah tersebut 2 orang tewas pada hari itu juga, sedangkan 23 orang tewas dalam 3 bulan berikutnya, semuanya berhubungan dengan radiasi yang diterima.

Sementara itu gejala yang mungkin teramati berdasarkan tingkat radiasinya adalah sebagai berikut:
  • 5-10 rem. Terjadi kerusakan sel, perubahan komposisi kimia darah serta peningkatan risiko kanker. Pada paparan radiasi sebesar ini jarang ada gejala yang bisa diamati karena efeknya akan muncul dalam jangka panjang, antara 5-20 tahun kemudian.
  • 50-55 rem. Berbagai keluhan ringan seperti perut mual, kepala pusing dan rasa letih merupakan gejala yang sering dirasakan pada tingkatan ini. Kadang-kadang disertai dequamation atau pengelupasan kulit, bibir kering dan mata pedih.
  • 70-75 rem. Pada tingkatan ini, radiasi bisa menyebabkan orang muntah-muntah. Bagi yang lebih sensitif, rambut akan mulai mengalami kerontokan.
  • 350-400 rem. Bisa memicu kematian dalam 2 bulan berikutnya.
  • Lebih dari 500 rem. Bisa memicu kematian dalam 30 hari berikutnya.
    • Keterangan: 1 rem setara dengan 10.000 microsieverts (mcSv)
Meski tidak selalu memunculkan gejala yang mudah dikenali, dampak radiasi tetap saja mengkhawatirkan. Justru ketika radiasi yang rendah itu memicu kerusakan di tingkal sel, dampak kronisnya tidak kalah serius karena bisa menyebabkan kanker dan mutasi genetik. Terlebih karena sumber radiasi tidak melulu reaktor nuklir, melainkan juga dari benda-benda yang sering ditemui sehari-hari mulai dari. Meski rendah, radiasi yang dipancarkan jika tidak dikendalikan maka bisa memicu dampak jangka panjang.

Berikut ini adalah sumber-sumber radiasi yang bisa ditemui di lingkungan sehari-hari, beserta perkiraan tingkat radasi yang dipancarkan dalam setahun.
  • 3.500-4.000 mcSv. Radiasi pada tingkat ini bisa ditemui jika tinggal di dataran tinggi, atau melakukan pemindaian dengan sinar X berkekuatan paling tinggi.
  • 1.500-2.000 mcSv. Sumber radiasi di rumah, terutama berasal dari retakan dinding dan fondasi. Bebatuan dan material lain yang berasal dari perut bumi mengandung Radium (Ra) yang bisa lepas menjadi gas radioaktif yakni Radon (Rn) jika pecah atau mengalami keretakan.
  • Kurang dari 1.500 mcSv. Berbagai perangkat radiologi di rumah sakit memancarkan radiasi kurang dari 1.500 mSv.
Berdasarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di AS, sindrom radiasi akut atau Acute Radiation Syndrome (ARS), dikenal juga sebagai keracunan radiasi, adalah penyakit serius. Hal ini dapat terjadi sesaat setelah tubuh terpapar radiasi. Tingkat penderitaan seseorang terhadap radiasi tergantung pada seberapa jumlah radiasi yang terserap tubuh. Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai sindrom radiasi akut:
  • Seseorang dikatakan menderita sindrom radiasi akut ketika radiasi terserap ke organ dalam. Radiasi dari sinar X dan tindakan medis seperti CT-scan terlalu rendah untuk menyebabkan seseorang terkena sindrom radiasi akut.
  • Seseorang dikatakan menderita sindrom radiasi akut ketika dirinya terpapar radiasi selama beberapa waktu. Bisa saja dalam hitungan menit.
  • Gejala awal dapat dirasakan beberapa menit hingga beberapa hari setelah seseorang terpapar radiasi. Gejala tersebut dapat berupa muntah-muntah, diare, dan mabuk atau pening. Gejala ini dapat berlangsung hingga hitungan hari.
  • Setelah gejala awal hilang, seseorang kembali bugar. Namun, tak lama kemudian, orang tersebut akan menderita kembali. Bahkan, kali ini lebih parah. Gejalanya dapat berupa kelelahan, demam, kehilangan nafsu makan, muntah, dan diare. Tahap ini dapat berlangsung selama beberapa bulan.
  • Kerusakan pada kulit akibat radiasi dapat timbul dalam hitungan jam. Hal ini dapat bertahan hingga hitungan tahun, tergantung seberapa parah seseorang terpapar radiasi. Gejalanya, kulit terasa perih dan bahkan terasa seperti terbakar. Rambut pun dapat menjadi rontok akibat radiasi.
  • Terpapar radiasi dapat saja berujung pada kematian, tergantung tingkat keparahannya. Biasanya, pada banyak kasus, kematian terjadi beberapa bulan setelah seseorang terpapar radiasi. Kematian diakibatkan rusaknya tulang sumsum, infeksi, atau pendarahan.
  • Seseorang yang selamat dari sindrom radiasi akut dapat terus merasakan gejala hingga dua tahun setelah terpapar.
  • Perawatan yang dilakukan bagi seseorang yang terpapar radiasi terdiri dari tindak pencegahan dari kontaminasi lebih lanjut, mengurangi gejala sindrom, dan penyembuhan organ yang rusak akibat radiasi.
  • Dekontaminasi adalah proses menghilangkan kontaminasi eksternal oleh partikel radioaktif.  Dekontaminasi bisa berupa melepas seluruh pakaian dan sepatu yang dipakai seseorang yang terpapar radiasi. Membasuh tubuh juga dapat mengurangi kontaminasi eksternal.
(WHO) menyakinkan untuk sementara risiko membahayakan dari kebocoran reactor itu terhadap kesehatan masyarakat tergolong sangat rendah. Adanya risiko itu dimungkinkan berasal dari kontaminasi radioaktif yang terbawa angin ke Perairan Pasifik. Berikut serba-serbi mengenai bahaya radioaktif.

a. Apa yang terjadi jika kita terkena radiasi tingkat tinggi?
Paparan radiasi dapat menyebabkan keracunan yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada jaringan tubuh manusia bisa berupa penuaan dini bahkan kematian. Paparan radiasi timgkat rendah dalam jangka panjang juga bisa memperburuk kesehatan. Dilaporkan, beberapa pekerja di salah satu reaktor menunjukkan gejala sakit akibat radiasi selama bencana.

b. Apa saja gejala keracunan radiasi?
Mual, muntah, dan diare biasanya merupakan gejala awal dan muncul dalam semenit atau beberapa hari setelah terkena radiasi. Bahkan, jika seseorang memiliki sindrom radiasi akut dan gejala muncul hanya beberapa menit, mereka masih mungkin terlihat baik-baik saja, tapi hanya sementara. Gejala tambahan pada akhirnya akan mengikuti termasuk hilangnya nafsu makan, kelelahan, demam, dan mungkin kejang-kejang dan koma. Tahap ini mungkin berlangsung beberapa jam atau beberapa bulan. Radiasi keracunan juga biasanya menyebabkan kerusakan kulit.

c. Seberapa kadar radiasi yang berbahaya?
Radiasi diukur dalam skala Sieverts dan efek keracunan radiasi juga bergantung pada jumlah Sieverts. Contohnya, 1 Sievert radiasi dapat menyebabkan pendarahan dan 2.000 Sieverts dapat menyebabkan kehilangan kesadaran dalam hitungan menit dan kematian dalam hitungan jam.

d. Apakah keracunan radiasi bisa ditangani?
Bisa, namun hanya dalam beberapa kasus. Kalium iodida dapat memblokir yodium radioaktif saat dibawa ke kelenjar tiroid, melindunginya dari cedera. Namun, tidak akan melindungi bagian tubuh yang lain, atau sebaliknya merusak tiroid.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp