Tahun-tahun terakhir, isu akan adanya pembangunan PLTN di Indonesia
membangunkan minat warga akan tenaga nuklir. Sebelumnya, bidang nuklir tidak
terlalu terekspos keberadaannya. Masalahnya, setelah nuklir menjadi terekspos, yang
menjadi dominan di masyarakat adalah pandangan negatif terhadap energi alternatif ini.
Nuklir adalah salah satu sumber energi alternatif yang belum dimanfaatkan
secara maksimal. Jika dipertimbangkan melalui logika, pemerintah saat ini terlihat
enggan menyetujui eksplorasi lebih lanjut akan tenaga nuklir dan pemanfaatannya.
Pemerintah lebih fokus untuk meningkatkan layanan tanpa memperhatikan ketersediaan
sumber daya. Akibatnya, tarif listrik pun terus meningkat. Padahal dari sekian banyak
sumber energi, telah diteliti bahwa nuklir akan mampu menyumbang listrik sebesar 10%
dari jumlah permintaan listrik di Indonesia.
Kesadaran akan lingkungan juga membawa nuklir pada topik berwawasan
lingkungan atau tidak. Jawabannya adalah ya, nuklir adalah energi yang berwawasan
lingkungan. Dalam rangka pelestarian lingkungan, nuklir turut berperan dalam
mengurangi emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan global warming. Emisi CO2
nuklir ke udara jauh lebih sedikit dari pada sumber energi lain. Untuk ketersediaan
Uranium, sebagai bahan baku reaktor nuklir, lebih besar dibandingkan dengan sumber
energi lain. Yaitu, umur tenaga nuklir dapat mencapai 3600 tahun, sedangkan bahan
bakar minyak akan habis 42 tahun lagi. Tanpa listrik, dunia akan menjadi kegelapan
semata bukan? Inilah saatnya nuklir menjadi penyelamat peradaban.
Untuk Indonesia, diperlukan komitmen yang besar untuk membangun PLTN.
Keselamatan dan kepengurusan limbah nuklir harus menjadi yang utama dalam
pengadaan PLTN. Masih diperlukan sumber daya manusia yang secara kualitas
dinyatakan lulus untuk mengurusi bidang ini. Sayangnya, ketertinggalan dalam bidang
IPTEK terpampang jelas dalam aksi-aksi penolakan nuklir. Fakta tersebut sebaiknya
dijadikan tantangan bagi bangsa Indonesia sendiri untuk mengambil tindakan yang
secara ekonomis menguntungkan, yaitu penggunaan energi nuklir. Mungkin masih
diperlukan waktu dalam menciptakan persetujuan mayarakat akan tenaga nuklir ini.
Tetapi jika tidak dilakukan sekarang, kapan lagi?
by: Bernardia Vitri Arumsari
Top Challenge of Physics (TOP COP) 2010
Top Challenge of Physics (TOP COP) 2010
0 comments:
Post a Comment