Monday, March 1, 2010

Waspadai Infeksi di Rumah Sakit


Browse » Home » » Waspadai Infeksi di Rumah Sakit

Di seluruh dunia, korban penyakit infeksi saat berobat di rumah sakit ditengarai terus bertambah. Bahkan diperkirakan, membunuh lebih banyak daripada virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, setiap tahunnya 48.000 orang di Amerika Serikat meninggal karena hal tersebut, umumnya karena keracunan darah atau penyakit pneumonia. Jenis infeksi rumah sakit yang paling umum adalah infeksi nosokomial.

Diperkirakan, sepertiga dari 1,7 juta infeksi di Amerika Serikat merupakan infeksi nosokomial. Di negara berkembang diperkirakan lebih dari 40 persen pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial. Sementara di seluruh dunia diperkirakan kasus infeksi ini rata-rata menimpa 9 persen, dari 1,4 juta pasien rawat inap.

“Kenyataan ini sangat mengejutkan dan seharusnya tidak terjadi,” kata Ramanan Laxminarayan PhD MPH, anggota senior lembaga penelitian Resources for the Future di Washington DC, Amerika Serikat, yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip Webmd.

Infeksi terkait sarana pelayanan kesehatan adalah tantangan yang serius, karena hal itu dapat menyebabkan kematian, baik langsung maupun tidak langsung serta menjadikan pasien dirawat lebih lama dan memakan biaya lebih mahal. Terlebih, keadaan sosial-ekonomi Indonesia kurang menguntungkan.

Indikasi atau alasan pasien dirawat semakin ketat. 
Pasien yang datang dalam keadaan parah perlu lebih lama dirawat sehingga lebih banyak membutuhkan tindakan invasif (tindakan yang masuk pada kulit atau lubang tubuh). Lemahnya daya tahan dan kecenderungan tindakan invasif tersebut memudahkan masuknya kuman penyebab infeksi. 

Menurut Laxminarayan, ketika seorang pasien masuk rumah sakit untuk penyakit lain dan meninggal karena radang paru-paru atau pneumonia, itu mungkin tidak membuat keluarganya berpikir bahwa itu sebuah kesalahan. Tetapi kalau pasien yang sama pergi ke rumah sakit, lalu tercemar darah yang mengandung HIV, maka tanggapannya pasti akan sangat berbeda. 

Begitu berbahayanya, infeksi ini telah membunuh warga Amerika Serikat tiga kali lebih banyak dibandingkan akibat virus HIV. Namun, data tersebut hanya melihat dari permukaan masalah saja. Hal itu karena sangat sulit memisahkan persoalan lain seperti kehidupan mereka, kesakitan, dan keuangan–dari kasus yang disebabkan penyakit dan cedera orang-orang yang datang awal ke sebuah rumah sakit. 

Laxminarayan dan rekan penelitinya menganalisis data administratif, yang diperoleh dari database secara nasional mengenai catatan rumah sakit dari 69 juta penduduk tetap Amerika Serikat di 40 negara bagian pada 1998–2006. Hasilnya, setiap tahunnya 48.000 orang di Amerika Serikat meninggal karena infeksi di rumah sakit. 

Penelitian ini fokus hanya pada infeksi yang diperoleh pasien di rumah sakit, dan bukan infeksi yang ditularkan di komunitasnya. Sebagian besar infeksi tersebut berasal dari penggunaan alat kateter dan ventilator. Beberapa jenis kuman dan bakteri yang ditemukan merupakan jenis yang sudah lama diketahui, tetapi sebagian merupakan kuman jenis baru, seperti MRSA yang disebut juga sebagai superbug atau “kuman super”.

Peneliti dari Johns Hopkins University, Peter J Pronovost MD PhD, yang merupakan pakar soal infeksi di rumah sakit, mengatakan bahwa studi yang dilakukan Laxminarayan dan rekan-rekan akhirnya memberikan tamparan keras kepada rumah sakit yang sering kali “ngeyel” terhadap persoalan ini. Padahal, sudah bertahun-tahun masalah ini mengemuka.

”Kematian para penderita tidak terlihat. Masyarakat juga tidak tahu. Kejadian (infeksi) terjadi dalam satu waktu, diam-diam, dan pasien tidak sadar mereka telah terinfeksi,” kata Pronovost. ”Namun, kita tahu dari penelitian soal ini bahwa ini bukan perkara biasa,” tambahnya. 

Dari studi yang dilansir awal bulan ini, Pronovost dan kolega kampusnya menunjukkan bahwa hanya dengan mencatat prosedur keamanan sederhana di rumah sakit yang telah terpenuhi, serta menekankan pada kerja sama tim yang solid mulai bawahan seperti asisten perawat, hingga yang pimpinan teratas semisal dokter bedah senior, angka penderita infeksi rumah sakit dapat diturunkan hingga hampir nol kasus. 

Namun, hal itu juga bukan hanya bergantung pada para tenaga medis di rumah sakit. Anda dan keluarga Anda saat berkunjung ke rumah sakit juga dapat melakukan banyak hal untuk mencegah kejadian infeksi yang mematikan tersebut hinggap di tubuh Anda. Pronovost menyebutkan sejumlah hal. Perlu diketahui bahwa beberapa item ini dapat membantu Anda memutuskan rumah sakit mana yang harus dikunjungi untuk pertama kalinya.

Pertama, tanyalah seorang dokter di rumah sakit tersebut berapa tingkat infeksi yang menyerang pembuluh darah. Jumlahnya harus atau di bawah dari satu infeksi per 1.000 kateter per hari. Tanyakan juga, apakah rumah sakit itu telah berpartisipasi dengan program nasional pencegahan infeksi ini. Lebih baik Anda memilih yang sudah berpartisipasi. 

Minta juga apa-apa saja prasyarat prosedur keamanan sederhana di rumah sakit yang telah terpenuhi dan yang belum. Tanyakan juga apakah petugas medis di sana telah mencuci tangannya sebelum masuk ruangan pasien. Jika Anda menggunakan kateter, informasikan kepada perawat kapan Anda masih memerlukan alat tersebut atau tidak perlu lagi. Kateter sangat rawan akan infeksi. 

Pronovost menyatakan jika rumah sakit memang memiliki niat baik untuk menyehatkan masyarakat, tentu saja penting bagi mereka untuk menjaga agar pasien infeksi tidak terus bertambah. Apabila pihak rumah sakit tidak juga mau memberikan data jumlah penderita infeksi, tidak salah kalau niat mereka diragukan. 

“Ini seperti membuat resolusi Tahun Baru untuk mengurangi berat badan atau diet. Ini tentu saja tidak efektif jika Anda hanya menimbang berat badan sepanjang tahun,” katanya. Sekarang setelah tahu besarnya cakupan masalah yang ditimbulkan, Laxminarayan mengimbau pemerintah sebuah negara, khususnya Amerika Serikat, tidak menganggap remeh hal ini dan segera menyusun program upaya pencegahan yang serius dan sporadis seperti halnya kampanye anti-AIDS. 

”Masyarakat harus menyuarakan ini,” tuturnya. “Tidak ada yang bisa membantah bahwa pasien ke rumah sakit harus berada pada risiko minimal. Banyak dari infeksi tersebut dapat dicegah, dan tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal itu,” tegas Laxminarayan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


0 comments:

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp