Tuesday, March 2, 2010

Kenali Kode Segitiga di Bawah Kemasan Plastik


Browse » Home » » Kenali Kode Segitiga di Bawah Kemasan Plastik

Kemasan berbahan plastik seringkali kita gunakan untuk keperluan sehari-hari, namun ternyata ada yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang!! Karena zat yang ada di dalam plastik akan mudah luruh bila terkena panas sehingga dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit bahkan yang lebih ngeri dapat menyebabkan kanker syaraf (Menurut Prof. Dr. Frans Suyatna, Phd. Seorang ahli Farmakologi Fakultas Kedokteran UI)

Akan tetapi, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir karena sebenarnya kemasan-kemasan yang dipakai oleh produsen di Indonesia telah diatur oleh badan internasional yang bernama Society of Plastic, yang perlu kita ketahui bersama adalah masyarakat harus mendapat pengetahuan tentang penggunaannya.

Plastik terbuat dari kumpulan Monomer, karena banyak makanya disebut Polymer. Zat berbahaya di dalam plastik itu akan mudah pindah ke dalam makanan / minuman jika digunakan untuk mengemas bahan panas atau bersifat asam atau bila digunakan berulang-ulang sehingga zat berbahaya tersebut akan luruh ke dalam makanan / minuman yang akan kita konsumsi sehari-hari. Biasanya di bawah kemasan plastik ada terdapat kode, berikut ini adalah sedikit ulasan mengenai arti dari kode-kode tersebut.

Kode 1 : PET (Polyethylene Terephthalate)
Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET di bawah segitiga. Simbol itu biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 persen), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 persen). Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan “hanya untuk sekali pakai”.
Alasannya, bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Kode 2 : HDPE (High Density Polyethylene)
Kedua, HDPE atau High Density Polyethylene. Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.
HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, botol kemasan sabun mandi cair, body lotion, shampoo dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

Kode 3 : PVC (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V yang berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Banyak dipakai pada kemasan standing pouch (isi ulang) seperti cairan pel, cairan cuci piring, minyak sayur 1 liter dan pewangi pakaian.
PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Karena DEHA bisa lumer pada suhu 150 derajat celsius.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut seperti plastik yang terbuat dari polietilena, seperti daun pisang yang lebih alami.

Kode 4 : LDPE (Low Density Polyethylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE, yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic / dibuat dari minyak bumi. Biasanya LDPE dipergunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek seperti sabun cuci muka merk Kao, Biore, Johnson, Nivea, tutup susu bayi kaleng merk Nestle, S26, Chill Kids, Nutrilon, Enfa Kids, map dan clear folder.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

Kode 5 : PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Karakteristik berupa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode angka 5, bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Biasanya terdapat pada minuman yang dikemas di dalam gelas baik Aqua maupun teh manis, kopi, makanan jelly yang dikemas kecil-kecil, beberapa jenis yoghurt merk Nice, Indo Milk, Bendera, jerigen 5 ltr bekas minyak sayur, cairan pel, tempat kotak makanan, gayung, ember, kursi, tempat sampah yang terbuat dari plastik.

Kode 6 : PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Polystyrene ditemukan pada tahun 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.
Bahan tersebut harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Bahan itu juga sulit didaur ulang. Jika harus didaur ulang, PS memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
PS dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

Kode 7 : Other
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER yang merupakan gabungan dari SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene) dan PC (polycarbonate, Nylon).
Kode ini dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. PC dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

Kesimpulan
Melihat bahayanya yang terkandung dalam plastik, sudah saatnya kita harus bertindak bijak dalam penggunaan plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate). Karena seluruhnya memiliki bahan bahaya secara kimiawi.

Namun, hal itu tidak berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, hanya perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate), bila memungkinkan.

Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate. 

Cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene.

Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan lateks.
Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.

Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal itu dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.

Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus, ketika makanan akan dipanaskan di microwave oven.

Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman.

Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan dari bahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

Dari berbagai sumber.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Posts:


Or

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com


1 comments:

Anonymous said...

hati-hati dengan plastikmu....

Blog Award

 

FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa | Distributed by Blogger Templates Blog Corp