Kalian adalah laskar mawarku yang akan meluluhlantakkan tank-tank Israel! seru Yasser Arafat pada suatu pagi. Sore harinya, untuk pertama kalinya seorang perempuan melakukan aksi bom syahid. Hari itu, 27 Januari 2002, perlawanan rakyat Palestina memasuki babak baru.
Di bawah tekanan penjajahan israel, dominasi kaum laki-laki, dan kekerasan hidup sehari-hari, telah lama kaum perempuan Palestina menjadi sosok-sosok pejuang yang tangguh dan tabah. Mereka adalah ibu yang melepas putranya ditawan, istri yang merelakan suaminya menghilang, saudari yang menyaksikan saudaranya tewas diterjang peluru atau meledakkan diri. Namun, sejak tanggal itu, sebagian perempuan Palestina menempuh sebuah jalan perjuangan lain. Mereka tidak memilih jalan takdir menjadi ibu, istri, atau saudari. Mereka memilih meledakkan diri sebagai “laskar mawar”.
Barbara Victor, penulis buku ini adalah seorang jurnalis spesialis Timur Tengah dan isu-isu perempuan, mengajak kita menyelami kehidupan perempuan-perempuan pelaku bom bunuh diri itu. Dia meninjau berbagai aspek yang sering tenggelam dalam sensasi berita: kultur, psikologis, dan sosiologis perempuan Palestina. Barbara membawa kita menyimak kisah-kisah getir dan konflik-konflik yang membuat “mawar-mawar” ini memilih untuk menggugurkan kelopak mereka sendiri dalam sebuah dentuman yang menyentakkan dunia yang tak mengizinkan mereka mekar dan membuat mawar-mawar ini memilih untuk menggugurkan kelopak-kelopak mereka sendiri dalam sebuah dentuman yang menyentakkan nurani kita.
0 comments:
Post a Comment